Sebuah Catatan Kecil yang Menaburkan Kecerahan dalam Wacana Kehidupan

Amalan di Malam Rebo Wekasan

Rabu wekasan atau pungkasan adalah hari rabu terakhir bulan shofar. Sebagian ulama ahli kasyf mengatakan bahwa pada hari itu diturunkan beberapa macam bala'.
Para ulama menyarankan agar berdoa pada hari tersebut. Amalan yang dilakukan pada malam rabu terakhir bulan Shofar, ba’da sholat maghrib, ada kegiatan berupa melaksanakan sholat sunnah hajat agar menolak bala’ (hajat lidaf’il bala’).
Dan pada tahun ini, rabu wekasan jatuh pada hari rabu wage tanggal 30 Shofar 1438 H/ 30 November 2016 M. (ingat lho malam rabu, bukan malam kamis).
Sholat dilaksanakan empat roka’at, baik dengan dua tasyahud satu salam, dengan niat:
أُصَلِّيْ سُنَّةَ الْحَاجَةِ لِدَفْعِ الْبَلَاءِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ لِلهِ تَعَالَى
atau dua tasyahud dua salam, dengan niat:
أُصَلِّيْ سُنَّةَ الْحَاجَةِ لِدَفْعِ الْبَلَاءِ رَكْعَتَيْنِ لِلهِ تَعَالَى
Setelah membaca Al-Fatihah, kemudian membaca Surat Al-Kautsar 17x, Surat Al-Ikhlash 5x, Surat Al-Falaq 1x dan Surat An-Nas 1x. Hal ini dilakukan tiap rokaat. Artinya tiap rokaat membaca semua surat tersebut.
Selesai sholat empat rokaat, kemudian membaca Do’a ini:

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
وَصَلَّى اللهُ تَعَالَى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ. اللّٰهُمَّ يَا شَدِيْدَ الْقُوَى وَيَا شَدِيْدَ الْمِحَالِ يَا عَزِيْزُ ذَلَّتْ لِعِزَّتِكَ جَمِيْعُ خَلْقِكَ اِكْفِنِيْ مِنْ جَمِيْعِ خَلْقِكَ يَا مُحْسِنُ يَا مُجَمِّلُ يَا مُتَفَضِّلُ يَا مُنْعِمُ يَا مُكْرِمُ يَا مَنْ لَآ إِلٰهَ إِلَّا أَنْتَ بِرَحْمَتِكَ ياَ أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. اللّٰهُمَّ بِسِرِّ الْحَسَنِ وَأَخِيْهِ وَجَدِّهِ وَأَبِيْهِ اِكْفِنِيْ شَرَّ هٰذَا الْيَوْمِ وَمَا يَنْزِلُ فِيْهِ يَا كَافِيْ فَسَيَكْفِيْكَهُمُ اللهُ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَحَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ. وَصَلَّى اللهُ تَعَالَى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.


*Tata cara ini ada di kitab Kanzun Najah Was-surur Karya Syekh Abdul Hamid Qudus, dan Dinuqil dalam kitab Nubdzatul Anwar.

Share:

Tersedia Buku: SINAR DAMAI DARI KOTA ATLAS

TERSEDIA BUKU!!!

Judul              : SINAR DAMAI DARI KOTA ATLAS (Sejarah, Agama dan Budaya Masyarakat Semarang)
Penulis          : Tedi Kholiludin, dkk.
Halaman        : 295 Halaman
Jenis Kertas  : Bookpapers
Harga             : 35.000

Cara pembelian: NAMA, NO. HP, ALAMAT LENGKAP, JUDUL BUKU, JUMLAH EKSEMPLAR, kirim ke Nomor: 085 727 170 205 (SMS atau WA).

Bagi yang berminat silahkan hubungi langsung.


NB: Boleh bertanya-tanya dahulu sebelum membeli buku yang sesuai dengan yang anda cari.


Share:

Tersedia Buku: MELAMPUI SEKAT (Pentakostalisme dan Dialog Antar Agama)

TERSEDIA BUKU!!!

Judul              : MELAMPUI SEKAT (Pentakostalisme dan Dialog Antar Agama)
Editor              : Minggus M. Pranoto dan Rony C. Kristanto
Halaman        : 175 Halaman
Jenis Kertas  : HVS
Harga             : 25.000

Cara pembelian: NAMA, NO. HP, ALAMAT LENGKAP, JUDUL BUKU, JUMLAH EKSEMPLAR, kirim ke Nomor: 085 727 170 205 (SMS atau WA).

Bagi yang berminat silahkan hubungi langsung.


NB: Boleh bertanya-tanya dahulu sebelum membeli buku yang sesuai dengan yang anda cari.


Share:

Tersedia Buku: ISLAM TANPA DISKRIMINASI

TERSEDIA BUKU!!!

Judul              : ISLAM TANPA DISKRIMINASI
Penulis          : Muhamad Guntur Romli
Halaman        : 232 Halaman
Jenis Kertas  : Bookpaper
Harga             : 46.000

Cara pembelian: NAMA, NO. HP, ALAMAT LENGKAP, JUDUL BUKU, JUMLAH EKSEMPLAR, kirim ke Nomor: 085 727 170 205 (SMS atau WA).

Bagi yang berminat silahkan hubungi langsung.


NB: Boleh bertanya-tanya dahulu sebelum membeli buku yang sesuai dengan yang anda cari.


Share:

Tersedia Buku: DIALOG AGAMA DAN PERADABAN

TERSEDIA BUKU!!!

Judul              : DIALOG AGAMA DAN PERADABAN
Penulis          : SUMANTO AL QURTUBY
Halaman        : 352 Halaman
Jenis Kertas  : Bookpapers
Harga             : 74.000

Cara pembelian: NAMA, NO. HP, ALAMAT LENGKAP, JUDUL BUKU, JUMLAH EKSEMPLAR, kirim ke Nomor: 085 727 170 205 (SMS atau WA).

Bagi yang berminat silahkan hubungi langsung.


NB: Boleh bertanya-tanya dahulu sebelum membeli buku yang sesuai dengan yang anda cari.


Share:

Tersedia Buku: ISLAM, ARAB DAN INDONESIA

TERSEDIA BUKU!!!

Judul              : ISLAM, ARAB DAN INDONESIA
Penulis          : SUMANTO AL QURTUBY
Halaman        : 486 Halaman
Jenis Kertas  : Bookpapers
Harga             : 86.000

Cara pembelian: NAMA, NO. HP, ALAMAT LENGKAP, JUDUL BUKU, JUMLAH EKSEMPLAR, kirim ke Nomor: 085 727 170 205 (SMS atau WA).

Bagi yang berminat silahkan hubungi langsung.


NB: Boleh bertanya-tanya dahulu sebelum membeli buku yang sesuai dengan yang anda cari.


Share:

Tersedia Buku: SEMAR DARI RATU (MENGENANG GUS DUR KALA JADI PRESIDEN)

TERSEDIA BUKU!!!

Judul              : SEMAR DARI RATU (MENGENANG GUS DUR KALA JADI PRESIDEN)
Penulis          : SUMANTO AL QURTUBY
Halaman        : 245 Halaman
Jenis Kertas  : HVS
Harga             : 35.000

Cara pembelian: NAMA, NO. HP, ALAMAT LENGKAP, JUDUL BUKU, JUMLAH EKSEMPLAR, kirim ke Nomor: 085 727 170 205 (SMS atau WA).

Bagi yang berminat silahkan hubungi langsung.

NB: Boleh bertanya-tanya dahulu sebelum membeli buku yang sesuai dengan yang anda cari.



Share:

Tersedia Buku: Islam Postliberal

TERSEDIA BUKU!!!

Judul              : ISLAM POSTLIBERAL
Penulis          : SUMANTO AL QURTUBY
Halaman        : 364 Halaman
Jenis Kertas  : HVS
Harga             : 49.000

Cara pembelian: NAMA, NO. HP, ALAMAT LENGKAP, JUDUL BUKU, JUMLAH EKSEMPLAR, kirim ke Nomor: 085 727 170 205 (SMS atau WA).

Bagi yang berminat silahkan hubungi langsung.


NB: Boleh bertanya-tanya dahulu sebelum membeli buku yang sesuai dengan yang anda cari.



Share:

Tersedia Buku: Nahdlatul Ulama (Dari Politik Kekuasaan sampai Pemikiran Keagamaan)

TERSEDIA BUKU!!!

Judul              : NAHDLATUL ULAMA (DARI POLITIK KEKUASAAN SAMPAI PEMIKIRAN KEAGAMAAN
Penulis          : SUMANTO AL QURTUBY
Halaman        : 377 Halaman
Jenis Kertas  : Bookpaper
Harga             : 54.000

Cara pembelian: NAMA, NO. HP, ALAMAT LENGKAP, JUDUL BUKU, JUMLAH EKSEMPLAR, kirim ke Nomor: 085 727 170 205 (SMS atau WA).

Bagi yang berminat silahkan hubungi langsung.

NB: Boleh bertanya-tanya dahulu sebelum membeli buku yang sesuai dengan yang anda cari.


Share:

Tebarkan Kedamaian Demi Masa Depan Nusantara

Sebelum teknologi berkembang, seperti pada masa sekarang ini, setiap tingkah laku manusia akan terlihat, apakah ia menebarkan kedamaian, atau justru menebarkan pertikaian. Pasalnya, setiap yang disampaikan dan dilakukan akan didengar dan dilihat bahwa orang tersebut pelakunya.

Beda zaman beda keadaan, perkembangan teknologi secara tidak langsung memberikan pengaruh keadaan sosial. Keadaan sosial manusia tidak bisa lepas dari dunia maya dari pada dunia nyata. Bahkan waktunya dihabiskan untuk membaca dan melihat segala macam di dunia maya melalui hp. Seakan apa yang ia baca dan ia lihat di dunia maya adalah sebuah informasi yang dapat dipegangi dan diikuti.
Padahal, semua orang bisa membuat informasi di dunia mata, baik melalui video, gambar maupun tulisan. Saking bebasnya "peraturan" di dunia maya, seseorang dapat menebarkan kebencian dan adu domba sekalipun dengan mudah. Ironinya, informasi yang tak layak dikonsumsi masyakat ini dapat disebarluarkan kemana dan untuk kalangan siapa saja. Bahkan justru lebih banyak yang membaca dan merespon di dunia maya, dari pada di dunia nyata.
Itulah kondisi dunia maya kita sekarang ini. Ibaratnya dunia maya ini sebuah wahana kontestasi, antara yang baik dan buruk kumpul menjadi satu. Tidak ada sekat di antara keduanya, hanya hati yang tergugahlah yang dapat memilah dan memilih dari dua pilihan ini.
Itulah keadaan "dunia baru", kita tidak bisa lari dari dunia ini. Kita pun dituntut untuk berperan untuk menciptakan tatanan yang positif di "dunia baru".
Bagi hatinya yang tergugah dan sadar, pilihanya ada jadilah pembaca yang kritis atau jadilah penebar kedamaian di dunia maya, padat pula menjadi kedua-duanya. Pembaca atau konsumen dunia maya harus memahami dan kritis terhadap berita atau foto yang ada di dunia maya. Jangan sampai kita terbawa oleh arus yang dibawa oleh dunia maya. Sekali lagi sadarlah, bahwa dunia maya ini "diciptakan" oleh manusia. Oleh karenanya, manfaatkan dunia maya ini dan janga  sampai kita yang dimanfaatkan oleh dunia maya. Maka dari itu, harus kritis dan jadilah pembaca yang bijak nan arif.
Sedangkan penebar kedamaian di dunia maya adalah orang yang aktif di dunia maya. Manfaatkan hal itu untuk menebarkan kebajikan dan kebaikan. Sebab lawan-lawan kita di dunia maya adalah orang orang yang "tidak terlihat" yang gemar menebarkan kebencian dan pertikaian. Apabila lawan-lawan ini dibiarkan, maka dunia maya hanya diisi keburukan dan kebencian.

Cintaillah dunia nyata dengan mencintai dunia maya. Rawatlah dunia nyata melalui dunia maya. Manfaatkan dunia maya untuk kedamaian dunia. Tebarkanlah kedamaian dan kebajikan untuk kesejahteraan bersama. Mulailah dari bangsa kita, bangsa Indonesia. Jagalah nusantara, masa depan nusantara ada di tangan kita. Kita bangsa Indonesia.
Share:

Mengevaluasi Produk Pendiddikan di Indonesia

Pendidikan merupakan sesuatu yang urgen bagi setiap manusia. Melalui pendidikan ini manusia dapat mengetahui sesuatu yang belum ia ketahui. Agar pendidikan ini sesuai dengan yang diharapkan, maka dibentuklah lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan sebagai wadah dan sekaligus lembaga yang dipercaya untuk dapat menciptakan manusia yang terdidik atau berpengetahuan.

Dalam upaya memberi pengetahuan bagi terdidik, maka dibuatlah kurikulum, strategi pembelajaran dan jenjang pendidikan. Semakin tinggi jenjang pendidikannya, maka semakin luas pengetahuannya.
Orang yang berada pada posisi ini, yakni pada posisi yang memiliki pengetahuan luas diharapkan dapat menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan dapat menjadi contoh bagi yang lain. Sehingga akan tercipta pendidikan yang menyebarluas.
Ironinya, pelaku korupsi di Indonesia didominasi oleh mereka yang mengenyam penddikan tinggi. Sebagaimana yang diungkap oleh Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Laode Muhammad Syarif. Menurut Syarif, fakta pada sekarang ini bahwa mereka yang memikiki pendidikan berkualitas dan bergelar master dan doktor yang mendominasi sebagai pelaku korupsi di Indonesia (Media Indonesia/10/11).
Seburuk itukah produk pendidikan di Indonesia? Yang seharusnya seseorang yang memiliki pendidikan tinggi dapat memberikan contoh yang baik kepada orang yang lain, jutru memberikan contoh yang tidak baik dengan melakukan korupsi. Dalam keadaan demikian, maka ada yang perlu dibenahi dalam pendidikan di Indonesia.
Pembenahan pendidikan dalam dimulai dari orientasi pendidikan itu sendiri. Dalam pendidikan tidak hanya berorientasi mencerdaskan dan memintarkan anak didik, tetapi juga harus menciptakan anak didik yang memiliki akhlak yang mulia.
Proses pendidikan untuk menciptakan anak didik yang memiliki akhlak mulai harus diberi sejak kecil. Dalam hal memberikan edukasi tentang akhlak harus melibatkan semua pihak, baik pihak guru, keluarga dan juga masyarakat sekitar. Akan tetapi, yang paling dominan adalah pihak guru dan orang tua. Sebab guru dan orang tua inilah yang selalu berkomunikasi dan berinteraksi.
Pendidikan akhlak ini dapat dikategorikan menjadi dua hal, yakni teori dan praktik. Dalam teori, pihak guru dan orang tua memberikan pemahaman kepada anak untuk melakukan perbuatan yang baik dan yang sopan. Bisa juga dengan membacakan cerita-cerita yang edukatif dan bisa juga memberikan buku-buku yang menggambarkan adab dan perilaku seseorang.
Selain teori, penting juga praktik. Pihak guru dan orang tua harus memberikan contoh perilaku yang baik. Sebab perilaku guru dan orang tua akan selalu ditiru oleh terdidik.
Pada waktu seoarang anak dalam proses perkembangan ini selalu mendapatkan pendidikan akhlak, maka pendidikan akhlak akan tertanam dengan kuat dalam diri mereka. Bahkan menjadi sebuah kebiasaan dalam keseharian.
Dengan adanya pendidikan akhlak inilah anak didik diharapkan menjadi generasi yang tidak hanya pintar dan cerdas, tetapi juga memiliki akhlak yang mulia. Pada waktu seseorang memiliki akhlak yang baik, maka dia tidak akan melakukan tindakan yang menurutnya tidak baik dilakukan. Sebab perilaku yang baik sudah tertanam dalam dirinya.
Share:

Dua Model Ketokohan Calon Pemimpin

Menjelang pemilihan pemimpin, pemilih akan dihadapkan pada calon-calon pemimpin yang sudah lolos dari verifikasi. Penentu dalam pemilihan ini adalah pemilih, sebab yang berhak yang memilih ada pada pemilih, sedang yang dipilih hanya sebagai seseorang yang akan dipilih oleh pemilih.

Dalam konteks ini, pemilih bebas memilih dari calon-calon yang ada. Tentu dalam proses memilih ini pemilih memiliki kriteria-kriteria yang jadi pertimbangannya. Masing-masing memiliki kriteria berbeda. Namun ada juga kriteria yang sama. Misal kriteria yang sama sama pemilih pegang adalah pemimpin yang mampu mensejahterakan rakyatnya. Sebab bagaimana pun pemimpin inilah yang akan mempengaruhi maju atau tidak, sejahtera atau tidak suatu kelompok yang dipimpin.
Bagi calon-calon pemimpin mengetahui kriteria umum yang diharapkan oleh masyarakat tersebut. Sehingga para pemimpin ini pun memperlihatkan sosok dirinya sebagai tokoh yang layak memimpin.
Berkaitan dengan ketokohan, pada dasarnya ketokohan seorang calon pemimpin ini dapat dipetakan menjadi dua, ada ketokohan pemimpin yang dibuat-buat melalui sebuah media, misal menjelang pemilihan calon pemimpin ini melakukan blusukan dengan membawa wartawan. Melalui wartawan ini calon pemimpin dipromosikan sedemikian agar terlihat layak menjadi pemimpin. Selain itu, ada pula ketokohan yang lahir karena kerja selama mengabdi pada masyarakat. Masyarakat melihat secara langsung jasa yang telah diperjuangkan. Sehingga ketokohan yang didapat oleh seorang calon ini tidak lahir melalui media, namun pemberian dati masyarakat.
Dari dua model ketokohan ini sebenarnya masyarakat sudah mengetahui mana yang layak dijadikan pemimpin. Sebab masyarakat modern sekarang sudah pandai dan pintar. Mereka dapat mengetahui perjalanan hidup calon pemimpin dengan mudah.
Ketokohaan yang terakhir inilah yang semua masyarakat sepakat bahwa kriteria yang demikian yang layak jadi pemimpin. Masyarakat tidak membutuhkan pencitraan, namun butuh bukti nyata apa yang telah dilakukan selama ini. Sehingga dari pengalaman yang telah dilalui inilah masyarakat menjadikan pertimbangan untuk memilih calon pemimpin tersebut.
Dengan demikian, bagi calon-calon pemimpin yang merelakan dirinya untuk mengabdi dan berjuang mensejahterakan masyarakat maka harus membangun pengalaman kepemimpinannya sejak dini. Tunjukkan pengalaman dan pengabdian kepada masyarakat bahwa pada diri calon-calon pemimpin ini layak untuk dijadikan pejuang garda depan.
Sedangkan bagi pemilih hanya memperhatikan dan mengamati dari beberapa calon yang ada. Pilih yang disukai daan jangan memilih yang tidak disukai. Tentu dalam memilih ini jangan sampai karena terpaksa. Pilihlah dengan hati nurani. Karena pemilihan pemimpin akan mempengaruhi pilihan hidup di masa yang akan datang.
Share:

Generasi Bangsa Indonesia Tidak Cukup Hanya Pintar, Tapi Juga Cerdas dan Berakhlak

Dunia pendidikan di era digitalisasi semakin maju. Kemajuan ini dibuktikan dengan adanya berbagai penemuan dan perkembangan dari berbagai bidang. Lahirnya kemajuan ini tidak lepas peran dari lembaga pendidikan sebagai wadah untuk mencetak generasi penerus bangsa.

Di lembaga pendidikan inilah generasi bangsa dicetak dan dididik agar dapat berkualitas. Dengan generasi yang cerdas dan pintar maka peradaban manusia semakin baik dan maju. Jauh dari segala kejatahan dan kemungkaran. Sehingga kehidupan manusia semakin damai dan sejahtera.
Idealnya, semakin maju pendidikan maka semakin berkurang kejahatan. Namun kenyataannya tidak demikiann kejahatan di era sekarang ini justri semakin meningkat. Hal ini dibuktikan dengan adany korupsi, penipuan, pelecehan seksual, pembunuhan dan sebagainya, yang itu dilakukan oleh orang yang pernah mengenyam pendidikan.
Semua sepakat bahwa tidak ada lembaga pendidikan yang mengajarkan kepada anak didiknya untuk melakukan yang tidak baik. Semua lembaga pendidikan memiliki misi untuk mencerdaskan anak bangsa. Kalau ada pendidikan yang memiliki tujuan untuk membentuk generasi yang tidak baik, berarti lembaga pendidikan tersebut ilegal.
Secara umum lembaga pendidikan sudah berhasil mencetak generasi yang pintar. Namun lembaga pendidikan ini belum bisa mencetak generasi yang pintar, cerdas dan berakhlak. Generasi bangsa tidak cukup dengan pintar semata, tetapi harus cerdas dan berahlak.
Generasi yang pintar itu berarti ia dapat mengetahui tentang pengetahuan. Pengetahuan ini mulai hal yang khusus hingga yang umum. Ia mampu mengingat dan mengembangkannya.
Namun pintar tidak cukup apabila dia tidak cerdas. Cerdas berarti ia harus mempu memposisikan dirinya pada tempat yang tepat. Jangan sampai menjadi orang pintar yang dapat digerakan oleh orang lain dan dimanfaatkan oleh orang lain dalam hal yang tidak baik. Sebab apabila ia tidak cerdas, bisa saja ia dimanfaatkan oleh oknum yang memanfaatkan kecerdasannya untuk melakukan tindakan yang tidak dibenarkan dan diperkenankan.
Selain pintar dan cerdas, masih ada satu yang harus dimiliki oleh generasi bangsa ini, yaitu akhlak. Banyak orang yang pintar dan cerdas, namun tidak memiliki akhlak atau tata krama. Ia memanfaatkan kepintaran dan kecerdasannya untuk melakukan segala hal. Sebab hanya orang yang memiliki akhlak inilah yang mempu mencegah orang untuk melakukan hal-hal yang tidak baik.
Membentuk generasi bangsa yang berakhlak memang tidak mudah, namun bukan berarti sebagai pendidikan menyerah untuk memperjuangkkanya. Memberikan pendidikan akhlak bisa diawali dari sang pendidik itu sendiri. Ia mencontoh akhlak dan budi pekerta yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Dari sini maka terdidik akan meniru apa yang dilakukan pendidiknya.
Sebab bangsa ini tidak hanya membutuhkan orang pintar semata, tetapi membutuhkan orang yang memiliki kecerdasan. Sehingga ia tidak mau diadudomba. Selain itu juga membutuhkan orang yang berakhlak yang mengetahui tata cara bersosial yang baik. Manakalan semua orang memiliki akhlak yang baik, niscaya ketidakbaikan dalam hubungan sosial semakin berkurang.
Share:

Ketergantungan Mahasiswa pada "Profesor Google"

Dewasa ini, semua kalangan kenal dangan Google. Sebuah aplika pencarian yang berbasis online ini sangat dinikmati oleh pecinta dunia digital. Pasalnya aplikasi pencarian ini sangat membantu setiap orang yang ingin mencari informasi melalui dunia digital. Para pengguna dengan mudah memanfaatkan aplikasi ini. Hanya dengan mengetik kata kunci yang ingin diketahui, aplikasi ini dengan cepat memberikan berbagai informasi di seluruh dunia.

Tentu aplikasi sangat bermanfaat dan manfaat ini bisa dirasakan oleh semua kalangan, termasuk mahasiswa. Salah satu yang digemari mahasiswa adalah memanfaat aplikasi ini untuk mencari makalah. Tugas membuat makalah bagi mahasiswa sudah seperti makanan sehari-hari.
Bagi mahasiswa yang mengetahui tujuan pemberian tugas makalah, ia akan membuat makalah dengan membaca berbagai literatur, khususnya literatur cetak. Dari pembacaan yang dilakukan olehnya, kemudian ia menuliskannya dalam sebuah makalah. Sehingga pada waktu ia membuat makalah dia mengetahui apa yang mau ditulis dan yang akan ia tulis. Dengan demikian, ia pun mampu mempresentasikan makalahnya dengan baik.
Sedangkan bagi mahasiswa yang belum mengetahui tujuan pembuatan makalah ini, ia mengambil jalan singkat. Dalam benaknya terbayang dengan sesosok "Profesor" Google. Pada akhirnya mahasiswa ini hanya copy paste, baik sebagian atau seluruh makalah yang sudah banyak tersebar di blogspot dan website. Lebih "pede"nya dalam makalahnya ditulis blogspot atau website di daftar pustaka.
Memang membuat makalah dengan copy paste mudah dilakukan dan praktis. Namun mereka lupa untuk membaca ulang dan memahami isi makalahnya. Tak mengherankan apabila mahasiswa yang membuat makalah dengan cara praktis ini tidak mampu menyampaikan ini makalahnya dengan baik. Bahkan ini presentasi di ruang kelas dengan membaca.
Praktik yang dilakukan oleh mahasiswa yang demikian ini sangat banyak dijumpai di perguruan tinggi, baik swasta maupun negeri. Ketergantungan pada "profesor" google ini sepertinya sudah mengakar dan melekat pada mahasiswa.
Kehadiran aplikasi pencarian banyak sekali manfaatnya, tapi banyak juga madlaratnya. Pergunakanlah aplikasi ini dengan baik. Mengambil makalah dari internet bukan berarti tidak membaca dan tidak dipahami sama sekali.
Tujuan dari membuat makalah agar mahasiswa paham dengan materi apa yang disampaikan. Lebih dari itu, tujuan makalah melatih mahasiswa untuk memahamkan san bertukar pikiran dengan orang lain. Apabila yang membuat makalah tidak paham dengan apa yang disampaikan, karena faktor ia tidak membaca dan memahami, maka bagaimana ia dapat memahamkan orang lain dan dapat berdiskusi dengan orang lain.
Share:

Merindu



Udara dingin yang menerpaku
Membuat merinding
Gemeteran tak kuat merasakannya
Meski tubuh ini terasa panas

Setiap menit, hidung ini meneteskan air yang kental
Sesekali buntu
Tertutup kentalnya air di dalamnya
Nafas pun sulit

Suara menjadi berubah
Ntah menjadi lebih bagus
Atau justru berubah jadi aneh
Kata orag dulu suara ini dinamai bindeng

Begitu yang kurasakan saat ini
Namun, bukan hendak aku cerita
Cerita tentang kondisiku
Atau keadaanku

Akan tetapi dalam kondisi ini ku
Yang selalu ku ingatkan adalah wajahmu
Namamu
Dan suaramu

Mendengarkan suaramu membuatku terasa lebih baik
Melihat wajahmu melalui foto menambah gairahku
Mendengarkan suaramu membuatku bangkit
Meski lemah, namun semangat jiwa membara

Ini yang kurasakan
Apa ini yang dinamakan obat yang lahir dari perasaaan
Perasaan yang bahagia
Bahagia atas keberadaanmu
Yang selama ini ku rindukan

Doaku untuk kita
Semoga kita selalu diberi kesehatan
Keselamatan
Dan kebahagiaan
Aamiin




Semarang, 24 Mei 2016

Share:

Menyikapi Fatwa Sesat MUI

Tentu kita masih inget dengan Fatwa Sesat yang dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI). Fatwa sesat tersebut mencakup 10 point. Bagi aliran agama Islam yang telah memenuhi salah satu dari 10 kriteria tersebut, maka aliran agama tersebut telah sesat menurut MUI. Sehingga banyak aliran agama Islam di Indonesia, yang melalui fatwa sesat ini dianggap sesat karena telah memenuhi kriteria sesat.
tempo.com

Memahami kriteria tersebut, tidak lepas dari tugas seorang tokoh agama. Setiap tokoh agama, bertugas untuk mengajak umatnya untuk mengikuti jalan yang benar.

Sebuah jalan yang telah dicontohkan oleh panutan agamanya. Manakala ada penganut agamanya yang dianggap telah keluar dari ketentuan agamanya, maka tugas seorang tokoh agama mengingatkan, agar penganut agama tersebut kembali jalan yang benar.

Tindakan yang dilakukan oleh tokoh agama ini, bukanlah serta merta memaksa penganut agama, akan tetapi tokoh agama menginginkan agar umat agamanya tidak masuk pada hal-hal yang bisa menjadikannya masuk ke neraka.

Tindakan tokoh agama ini ingin mengajak umat yang lain untuk masuk surga, sehingga ketika ada ritual agama yang dianggap bisa menjadikan penganut agama masuk negara, maka tokoh agama mengajak untuk tidak melakukan hal itu.

Hal itulah yang diharapkan MUI. MUI ingin umat Islam berjalan sesuai dengan ajaran agama Islam yang selama ini. Sebuah ajaran Islam yang mengajak kebaikan dan tidak melenceng dalam berakidah.

Sebab MUI menginginkan umat Islam masuk ke surga semuanya, sehingga ketika ada umat Islam yang dianggap oleh MUI melenceng, di sinilah peran MUI, mengajak kembali ke jalan yang lurus, kembali ke agama yang dapat membawa penganut agamanya ke surga kelak.

Di sinilah memang tugas MUI, mengajak umat Islam agar menjalankan syariat agama Islam sesuai yang diajarkan oleh Nabi Muhammad yang kemudian dipraktikkan oleh para ulama hingga sampai ke kita.

Lahirnya Fatwa sesat yang dikeluarkan MUI ini, memberikan sebuah ajakan dan sekaligus memproteksi jangan sampai melakukan hal itu. Toh juga, fatwa MUI ini tidak berdampak pada hukuman bagi orang yang melanggar. Dengan demikian, wajar manakala MUI mengeluarkan fatwa ini sebagai upaya mengajak umat Islam tetep pada jalur yang benar.

Logika demikianlah yang dapat dipakai untuk memahami fatwa sesat MUI. Dengan logika ini maka kita tidak secara serta merta menghakimi MUI yang telah salah mengeluarkan fatwa tersebut, namun kita bisa memahami bahwa melihat dari aspek tujuan.

Dimana tujuan MUI mengajak umat Islam menjalankan syariat yang "benar". Karena memang tugas tokoh agama adalah mengajak umatnya untuk menjalankan syariat yang benar agar nanti bisa masuk surga.


Wallalu a'lam bi al-showab

24 April 2016
Share:

Popular Posts

HALAMAN CATATAN WACANA

Archives

Makalah

Info

Opini