Semarang - Banyak
hal yang dapat dilakukan oleh sebuah komunitas untuk merekatkan anggotanya. Mulai
hal yang kecil sekadar kumpul di kucingan, hingga mengadakan acara reuni.
Meskipun kegiatan tersebut seperti hal yang tidak penting, namun kesan yang
ditimbulkan, kegiatan ini dapat menjadikan komunitas tersebut memiliki rasa
keluarga antar satu dengan yang lain. Rasa kekeluargaan inilah yang ingin
dirasakan oleh komunitas Pondok Damai.
Tawa riang dan senang, itu lah
yang dirasakan oleh kemunitas Pondok Damai ketika mengadakan Temu Kangen di
Cafe Friends Semarang (19/1). Wadah yang disebut dengan Pondok Damai ini
merupakan sebuah komunitas lintas agama yang anggotanya berasal dari berbagai
daerah di Jawa Tengah, terlebih di Semarang dan Salatiga.
Acara yang didesain sederhana
ini salah media untuk merekatkan di lingkungan komunitas Pondok Damai. Selain
itu juga, untuk mengobati rasa rindu dan sekadar tegus sapa. “Kami sering
kumpul seperti ini, ya walaupun saya jauh-jauh dari Salatiga ke sini hanya
tegur sama tapi terasa senang bisa bertemu dengan teman-teman Pondok Damai”,
kata Yohanes, salah satu anggota Pondok Damai dari Salatiga.
Kegiatan yang dapat dibilang
santai ini tidak seperti acara-acara temu kangen yang lain. Acara yang bisa
dikatakan non formal ini hanya berkumpul untuk makan dan minum bareng. “Kumpul
makan bareng dan minum bareng, ya sambil nyloteh, beginilah biar kami beda
agama namun kita bisa berdampingan dan ketawa bersama”, tutur Devi Oktaviani,
anggota Pondok Damai dari Agama Budha.
“Kalau sedang kumpul yang
paling saya senangi itu ketika kita berdiskusi tentang perbedaan agama kita,
kita saling tanya, ya tentunya sedikit demi sedikit saya jadi tahu tentang
agama selain agama saya”, jelasnya dengan nada senang.
Selain kegiatan seperti ini, Titus
anggota Pondok Damai yang sekaligus pemiliki Cafe Friends ini menambahkan bahwa
Pondok Damai juga sering melakukan kunjungan ke tempat-tempat ibadah. Pada
bulan Ramadhan, komunitas yang mewadahi lintas iman ini juga melakukan kegiatan
pembagian nasi bungkus kepada orang-orang jalanan. Meskipun pembagian nasi
bungkus ini hanya di sekitar Semarang, namun
ini salah satu bentuk kerjasama kita untuk membantu sesama tanpa
memandang agama. (Wahib/cw-online)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar