Sebuah Catatan Kecil yang Menaburkan Kecerahan dalam Wacana Kehidupan

Tampilkan postingan dengan label Catatan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Catatan. Tampilkan semua postingan

Beasiswa S1 2018/2019 di UNU Yogyakarta


BEASISWA S1 2018/2019

UNU Yogyakarta menawarkan Program beasiswa SANTRI ENTREPRENEUR :
- Pendidikan selama 4 tahun*
- Pendampingan pemilihan prodi
- Tersedia pesantren mahasiswa
- Pelatihan entrepreneur

Share:

Keutamaan Puasa Tarwiyah (8 Dzul Hijjah)


Keutamaan dua puasa ini disebutkan dalam sebuah hadits.

صَومُ يَوْمِ التَّرْوِيَّةِ كَفَّارَةٌ سَنَةً وَصَوْمُ يَوْمِ عَرَفَةَ كَفَّارَةٌ سَنَتَيْنِ

Puasa Hari Tarwiyah menghapus dosa setahun, dan puasa Hari Arafah menghapus dosa dua tahun” (Jamiul Ahadits, XIV, 34).

puasa Tarwiyah dilaksanakan pada hari Tarwiyah yakni pada tanggal 8 Dzulhijjah. Ini didasarkan pada satu redaksi hadits yang artinya bahwa Puasa pada hari Tarwiyah menghapuskan dosa satu tahun, dan puasa pada hari Arafah menghapuskan (dosa) dua tahun. Dikatakan hadits ini dloif (kurang kuat riwayatnya) namun para ulama memperbolehkan mengamalkan hadits yang dloif sekalipun sebatas hadits itu diamalkan dalam kerangka fadla'ilul a’mal (untuk memperoleh keutamaan), dan hadits yang dimaksud tidak berkaitan dengan masalah aqidah dan hukum.
Share:

Keutaman Puasa Arafah (9 Dzul Hijjah)


Puasa Arafah adalah puasa sunah yang dilaksanakan pada hari Arafah yakni tanggal 9 Dzulhijah. Puasa ini sangat dianjurkan bagi orang-orang yang tidak menjalankan ibadah haji. Adapun teknis pelaksanaannya sama dengan puasa-puasa lainnya.


Keutamaan puasa Arafah ini seperti diriwayatkan dari Abu Qatadah Rahimahullah. Rasulullah SAW bersabda:

صوم يوم عرفة يكفر سنتين ماضية ومستقبلة وصوم يوم عاشوراء يكفر سنة ماضية

Artinya: “Puasa hari Arafah dapat menghapuskan dosa dua tahun yang telah lepas dan akan datang, dan puasa Assyura (tanggal 10 Muharram) menghapuskan dosa setahun yang lepas.” (HR. Muslim).

Share:

Niat Puasa Tarwiyah (8 Dzul Hijjah) dan Arafah (9 Dzul Hijjah)





Niat Puasa Tarwiyah (8 Dzul Hijjah)

نَوَيْتُ صَوْمَ التَّرْوِيَّةَ سُنَّةً لِلَّهِ تَعالى
Artinya: “Aku niat puasa Tarwiyah sunnah karena Allah Ta’ala


Niat Puasa Arafah (9 Dzul Hijjah)
نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةً لِلَّهِ تَعالى
Artinya: “Aku niat puasa Arafah sunnah karena Allah Ta’ala
Share:

Inilah Kesunahan-kesunahan Sebelum Shalat Idul Fitri


Di antara kesunahan Idul Fitri adalah mengerjakan shalat Id secara berjamaah. Shalat Id dapat dilakukan di masjid, lapangan, atau tempat terbuka lainnya. Laiknya shalat Jum’at, sebelum pergi ke masjid untuk mengerjakan shalat Jumat dianjurkan melakukan tiga hal.

Ketiga hal ini, menurut Imam An-Nawawi dalam Al-Majemu‘ Syarhul Muhadzdzab sebagai berikut.

Pertama, disunahkan makan sekalipun sedikit sebelum pergi ke masjid atau sebelum melaksanakan shalat Id. Makanan yang disunahkan untuk dikonsumsi ketika itu adalah kurma sebanyak bilangan ganjil. Saking sunahnya makan sebelum shalat ‘id, Imam As-Syafi’i dalam Al-Umm menegaskan, “Kami memerintahkan setiap orang yang ingin shalat ‘id untuk makan sebelum berangkat ke masjid. Bila dia belum makan, kami meminta mereka makan pada saat dalam perjalanan ke masjid ataupun ketika sampai di masjid jika memungkinkan. Tidak ada dosa bagi orang yang tidak makan sebelum shalat Id, tetapi dimakruhkan meninggalkannya."
Share:

Lengkap!, Tata Cara Shalat Idul Fitri secara Tertib


Hukum shalat id sunnah muakkadah (sangat dianjurkan). Sejak disyariatkan pada tahun kedua hijriah, Rasulullah tidak meninggalkannya hingga beliau wafat, kemudian ritual serupa dilanjutkan para sahabat beliau.

Secara global syarat dan rukun shalat id tidak berbeda dari shalat lima waktu, termasuk soal hal-hal yang membatalkan. Tapi, ada beberapa aktivitas teknis yang agak berbeda dari shalat pada umumnya. Aktivitas teknis tersebut berstatus sunnah.

Waktu shalat Idul Fitri dimulai sejak matahari terbit hingga masuk waktu dhuhur. Berbeda dari shalat Idul Adha yang dianjurkan mengawalkan waktu demi memberi kesempatan yang luas kepada masyarakat yang hendak berkurban selepas rangkaian shalat id, shalat Idul Fitri disunnahkan memperlambatnya. Hal demikian untuk memberi kesempatan mereka yang belum berzakat fitrah.
Share:

Sosiologi Hukum; Dari Formalisme Ke Anti Foralisme


Sosiologi Hukum; Dari Formalisme Ke Anti Foralisme
Metode dalam mempelajari sesuatu mengalami perkembangan dari waktu ke waktu yang bukan berarti meninggalkan metode yang lama digantikan metode yang baru, melainkan metode lama diperkaya dengan munculnya metode-metode lain.
Metode Transcendental
Ketidakadaan tatanan yang diartikulasikan secara publik dan positif, mengakibatkan memahami hukum tidak memiliki rujukan yang positif-konkret, melainkan tatanan yang “tertulis dalam pikiran dan sanubari manusia”. Maka metode yang dipakai juga dituntut untuk mengantar pada “wujud hukum” yang demikian, yaitu metode transendental-spekulatif.
Hukum sebagai peraturan yang berasal dari akal untuk kebaikan umum. Konseptualisasi seperti itu menunjukkan adanya latar belakang yang transpositif, yaitu diluar dunia kita ini ada tatanan ideal yang menjadi acuan dari tatanan di dunia ini berupa akal tatanan ketuhanan. Sehingga digunakanlah akal manusia sebagai metode untuk dapat masuk ke dalam fenomena hukum yang transendental.
Share:

Meninjau Kembali Problematika Teori Sosial

MENINJAU KEMBAALI PROBLEMATIKA TEORI SOSIAL
Bab-bab sebelumnya telah memperlihatkan, dan telah ditegaskan kembali oleh bab ini, bahwa masalah metode, tatanan, dan kemodernan itu berhubungan erat. Solusi lengkap terhadap masalah salah satu dari masalah-masalah itu mensyaratkan solusi terhadap masalah-masalah yang lain.
v  Masalah Metode
Masalah metode mencakup empat hal pokok:
1.      Kemungkinan bagi sebuah alternatif terhadap logika dan sebab-akibat, yang mampu mengatasi ketidaklayakan rasionalisme maupun historisisme.
2.      Hubungan antara metode yang ketiga ini dengan kausalitas.
3.      Hubungan antara makna suatu tindakan bagi pelakunya dengan makna tindakan itu bagi pengamat.
4.      Hubungan teori sistematis dengan pemahaman sejarah.
v  Masalah Tatana Sosial
Share:

Hukum dan Modernitas

HUKUM DAN MODERNITAS
v  Perspektif Modernitas
Unger berpendapat bahwasannya setiap teoritisi sosial klasik bekerja menurut perspektif modernisasi. Peradaban yang ada merupakan hasil pemisahan revolusioner dengan peradaban-peradaban pendahulunya, sebuah pemisahan yang benar-benar baru dalam dunia sejarah.
Dalam analisis dasar sistem pembandingan masyarakat, Unger membedakan tiga bentuk kehidupan sosial yaitu kehidupan sosial kesukuan, liberal, dan aristokratis. Adalah merupakan komponen-komponen terpenting dalam kerangka studi komparatif mengenai bentuk-bentuk kehidupan sosial. Dimana masyarakat sebagai individu berinteraksi dengan dua konteks yaitu orang dalam dan orang luar.
Share:

Problematika Teori Sosial




"Beban Masa Lalu" Dalam Teori Sosial
Setidaknya, eksistensi para tokoh besar meninggalkan beban bagi generasi mereka. Akibatnya, generasi seakan menghadapi dilema, antara menjadi sekedar pelestari karya yang diwariskan oleh para tokoh sebeblumnya, ataukah berbekal hasrat akan kemandirian. Selain itu, para peniru (epigone) dapat menjadi peneliti dan penafsir teks-teks klasik. Sebagai alternatif agar terhindar dari pembandingan dengan para pendahulu, mereka menekuni spesialisasi dengan resiko terjerumus ke dalam semacam minoritas intelektual permanen.
Nama-nama seperti Marx, Durkheim, dan Weber, paling banyak mendapat sorotan. Pemikiran sosial setelah mereka, dibedakan antara ulasan mengenai doktrin-doktrin mereka atau spesialisasi menurut tradisi-tradisi yang mereka bangun. Lambat laun, bidang-bidang yang di spesialisasikan ini kian jauh dari cita-cita para pendirinya semula. Semakin bidang-bidang tersebut diupayakan berdalih sebagai kebebasan ilmiah, semakin sedikit pencerahan yang diberikan.
Share:

Mewaspadai Adu Domba di Tahun Pilkada

Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia (KPU RI) telah menetapkan, bahwa tanggal pencoblosan Pilkada Serentak 2018 akan dilakukan pada tanggal 27 Juni 2018.
Di tahun politik ini, ada 171 daerah yang mengikuti Pilkada 2018. Dari 171 daerah tersebut, ada 17 provinsi, 39 kota, dan 115 kabupaten yang akan menyelenggarakan Pilkada di 2018. Beberapa provinsi di antaranya adalah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan daerah yang lain.

Pemilihan bupati, walikota dan gubernur itu sebenarnya bukan sesuatu yang baru. Namun sudah menjadi rutinitas yang selalu dilakukan setiap 5 tahun. Tujuannya tidak lain untuk memilih pemimpin yang terbaik dari calon-calon yang "baik". Agar bisa melanjutkan estafet pemerintahan ke depan yang lebih baik pula (jangan lupa nanti pilihlah calon yang bener-bener berkualitas dengan cara mengetahui perjalanan hidup dari masing-masing calon).
Share:

Doa Ketika Gempa Bumi

Baru saja Saudara kita yang ada di Banten dan sekitarnya merasakan adanya gempa. Semoga yang di daerah dekat pusat gempa, Banten, tidak terjadi apa-apa. Bismillah, Indonesia aman, Aamiin.

DOA KETIKA GEMPA BUMI

اَللَّهُمّ إِنّيْ أَسْأَلُكَ خَيْرَهَا وَخَيْرَ مَا فِيْهَا، وَخَيْرَ مَا أَرْسَلْتَ بِهِ؛ وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا، وَشَرِّمَافِيْهَا وَشَرِّمَا أَرْسَلْتَ بِهِ

ALLAHUMMA INNII AS’ALUKA KHOIROHAA, WA KHOIROMAA FIIHAA WA KHOIRO MAA ARSALTA BIH, WA A’UDZUBIKA MIN SYARRIHAA WASYARRI MAA FIIHAA WA SYARRI MAA ARSALTA BIH.


Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kehadirat-Mu kebaikan atas apa yang terjadi, dan kebaikan apa yang didalamnya, dan kebaikan atas apa yang Engkau kirimkan dengan kejadian ini. Dan aku memohon perlindungan kepada-Mu dari keburukan atas apa yang terjadi, dan keburukan atas apa yang terjadi didalamnya, dan aku juga memohon perlindungan kepada-Mu atas apa-apa yang Engkau kirimkan."

Share:

Hukum Keppler

Di antara hasil karya Kepler, terdapat tiga penemuan yang sekarang kita kenal sebagai Hukum Kepler mengenai gerak planet.
Hukum I Kepler
Lintasan setiap planet ketika mengelilingi matahari berbentuk elips, di mana matahari terletak pada salah satu fokusnya.

Perhatikan orbit elips yang dijelaskan pada Hukum I Kepler. Dimensi paling panjang pada orbit elips disebut sumbu mayor alias sumbu utama, dengan setengah panjang a. Setengah panjang ini disebut sumbu semiutama alias semimayor.

F1 dan F2 adalah titik Fokus. Matahari berada pada F1 dan planet berada pada P. Tidak ada benda langit lainnya pada F2. Total jarak dari F1 ke P dan F2 ke P sama untuk semua titik dalam kurva elips. Jarak pusat elips (O) dan titik fokus (F1 dan F2) adalah ea, di mana e merupakan angka tak berdimensi yang besarnya berkisar antara 0 sampai 1, disebut juga eksentrisitas. Jika e = 0 maka elips berubah menjadi lingkaran. Kenyataanya, orbit planet berbentuk elips alias mendekati lingkaran. Dengan demikian besar eksentrisitas tidak pernah bernilai nol. Nilai e untuk orbit planet bumi adalah 0,017. Perihelion merupakan titik yang terdekat dengan matahari, sedangakan titik terjauh adalah aphelion.
Pada Persamaan Hukum Gravitasi Newton, telah kita pelajari bahwa gaya tarik gravitasi berbanding terbalik dengan kuadrat jarak (1/r2), di mana hal ini hanya bisa terjadi pada orbit yang berbentuk elips atau lingkaran saja.
Hukum II Kepler
Luas daerah yang disapu oleh garis antara matahari dengan planet adalah sama untuk setiap periode waktu yang sama.
Secara matematis: 

dimana  

adalah "areal velocity".


Hukum III Kepler
Kuadrat waktu yang diperlukan oleh planet untuk menyelesaikan satu kali orbit sebanding dengan pangkat tiga jarak rata-rata planet-planet tersebut dari matahari.
Jika T1 dan T2 menyatakan periode dua planet, dan r1 dan r2 menyatakan jarak rata-rata mereka dari matahari, maka



Share:

Luminositas, Penjelasannya Ini

Secara bahasa arti luminositas adalah kecemerlangan. Sedangkan luminositas dalam astronomi berati jumlah enerhi yang dipancarkan sebuah benda ke segala arah per satuan waktu. Biasanya satuan luminositas dinyatakan dalam watt (satuan internasional), erg per detik (satuan cgs) atau luminositas matahari. Dengan menganggap bahwa bintang adalah sebuah benda hitam sempurna, maka luminositasnya adalah.
Dimana L adalah luminositas, σ adalah tetapan Stefan-BoltzmannR adalah jari-jari bintang dan Te adalah temperatur efektif bintang.
Jika jarak bintang dapat diketahui, misalnya dengan menggunakan metode paralaks, luminositas sebuah bintang dapat ditentukan melalui hubungan


Dengan E adalah fluks pancaran, L adalah luminositas dan d adalah jarak bintang ke pengamat.
Berikut ini adalah foto luminositas-merah nova.

Pada tahun 1943, William Wilson Morgan, Phillip C. Keenan, dan Edith Kellman dari  Observatorium Yerkes menambahkan sistem pengklasifikasian berdasarkan kuat cahaya  atau luminositas, yang seringkali merujuk pada ukurannya. Pengklasifikasian tersebut  dikenal sebagai sistem klasifikasi Yerkes dan membagi bintang ke dalam kelas-kelas  berikut :
* 0       Maha maha raksasa
* I        Maharaksasa
* II       Raksasa-raksasa terang 
* III       Raksasa
* IV      Sub-raksasa
* V       Deret utama (katai)
* VI      Sub-katai

* VII     Katai putih
Share:

Magnitudo, Apa itu?

Magnitudo atau kadang disebut skala kecerahan, skala magnitudo bermakna semakin besar angka magnitudo maka kecerahan bintang tersebut akan semakin besar. Semakin kecil nilai magnitudo maka tingkat energi yang diterima kita di Bumi akan semakin besar.
Sejarah munculnya magnitudo mulai sekitar tahun 150 SM, seorang astronom Yunani bernama Hipparchus membuat sistem klasifikasi kecerlangan bintang yang pertama. Saat itu, ia mengelompokkan kecerlangan bintang menjadi enam kategori dalam bentuk yang kurang lebih seperti ini: paling terang, terang, tidak begitu terang, tidak begitu redup, redup dan paling redup. Hal tersebut dilakukannya dengan membuat katalog bintang yang pertama. Sistem tersebut kemudian berkembang dengan penambahan angka sebagai penentu kecerlangan. Yang paling terang memiliki nilai 1, berikutnya 2, 3, hingga yang paling redup bernilai 6. Klasifikasi inilah yang kemudian dikenal sebagai sistem magnitudo. Skala dalam sistem magnitudo ini terbalik sejak pertama kali dibuat. Semakin terang sebuah bintang, magnitudonya semakin kecil. Dan sebaliknya semakin redup bintang, magnitudonya semakin besar.


Sistem tersebut kemudian semakin berkembang setelah Galileo dengan teleskopnya menemukan bahwa ternyata terdapat lebih banyak bintang lagi yang lebih redup daripada yang bermagnitudo 6. Skalanya pun berubah hingga muncul magnitudo 7, 8 dan seterusnya. Namun penilaian kecerlangan bintang ini belumlah dilakukan secara kuantitatif. Semuanya hanya berdasarkan penilaian visual dengan mata telanjang saja.
Pada tahun 1856 berkembanglah perhitungan matematis untuk sistem magnitudo. Norman Robert Pogson, seorang astronom Inggris, memberikan rumusan berbentuk logaritmis yang masih digunakan hingga sekarang dengan aturan seperti berikut. Secara umum, perbedaan sebesar 5 magnitudo menunjukkan perbandingan kecerlangan sebesar 100 kali. Jadi, bintang dengan magnitudo 1 lebih terang 100 kali daripada bintang dengan magnitudo 6, dan lebih terang 10000 kali daripada bintang bermagnitudo 11, begitu seterusnya. sehingga perbedaan lima magnitudo merupakan faktor yang tepat 100 dalam fluks cahaya. Jadi rasio fluks cahaya untuk perbedaan satu magnitudo adalah 1001/5 atau 102/5 atau 2,512. Rasio fluks untuk perbedaan 2 magnitudo adalah (102/5)2, perbedaan 3 magnitudo adalah (102/5)3 dan seterusnya. Definisi ini sering disebut sebagai skala Pogson. Dengan rumusan Pogson ini, perhitungan magnitudo bintang pun menjadi lebih teliti dan lebih dapat dipercaya.
Seiring dengan semakin majunya teknologi teleskop, magnitudo untuk bintang paling redup yang dapat kita amati semakin besar. Contohnya, Hubble Space Telescope memiliki kemampuan untuk mengamati objek dengan magnitudo 31. Tetapi walaupun bukan lagi nilai terbesar, magnitudo 6 tetap menjadi nilai penting hingga kini karena inilah batas magnitudo bintang yang paling redup yang dapat diamati dengan mata telanjang. Tentunya dengan syarat langit, lingkungan, dan mata yang masih bagus.
Sama seperti perkembangan yang terjadi pada magnitudo besar, magnitudo kecil juga mengalami ekspansi seiring dengan semakin majunya teknologi detektor. Dalam kelompok magnitudo 1 kemudian diketahui terdapat beberapa bintang tampak lebih terang dari yang lainnya sehingga muncullah magnitudo 0. Bahkan magnitudo negatif juga diperlukan untuk objek langit yang lebih terang lagi. Kini diketahui bahwa bintang paling terang di langit malam adalah Sirius, dengan magnitudo -1,47. Magnitudo Venus dapat mencapai -4,89, Bulan purnama -12,92, dan magnitudo Matahari mencapai -26,74.
Magnitudo yang kita bicarakan di atas disebut juga dengan magnitudo semu, karena menunjukkan kecerlangan bintang yang dilihat dari Bumi, tidak peduli seberapa jauh jaraknya. Jadi, sebuah bintang bisa terlihat terang karena jaraknya dekat atau jaraknya jauh tapi berukuran besar. Sebaliknya, sebuah bintang bisa terlihat redup karena jaraknya jauh atau jaraknya dekat tapi berukuran kecil. Sistem ini membuat kecerlangan bintang yang kita lihat bukan kecerlangan bintang yang sesungguhnya. Untuk mengoreksinya, faktor jarak itu harus dihilangkan. Maka muncullah sistem magnitudo mutlak.
Magnitudo mutlak adalah magnitudo bintang jika bintang tersebut berada pada jarak 10 parsek. Nilainya dapat ditentukan apabila magnitudo semu dan jarak bintang diketahui. Dengan “menempatkan” bintang-bintang pada jarak yang sama, kita bisa tahu bintang mana yang benar-benar terang. Sebagai perbandingan, Matahari, yang memiliki magnitudo semu -26,74, hanya memiliki magnitudo mutlak 4,75. Jauh lebih redup daripada Betelgeuse yang memiliki magnitudo semu 0,58 tetapi memiliki magnitudo mutlak -6,05 (135.000 kali lebih terang dari Matahari).
Magnitudo adalah besaran lain dalam menyatakan fluks pancaran, yang terhubungkan melalui persamaan,


dimana m adalah magnitudo semu dan E adalah fluks pancaran.

Skala Magnitudo Tampak
Magnitudo tampak
Benda langit
−26.8
Matahari
−12.6
Bulan purnama
−4.4
Kecerahan maksimum Venus
−2.8
Kecerahan maksimum Mars
−1.5
Bintang tercerah: Sirius
−0.7
Bintang tercerah kedua: Canopus
0
Titik nol berdasarkan definisi: Vega
+3.0
Bintang teredup yang terlihat di daerah perkotaan
+6.0
Bintang teredup yang terlihat dengan mata telanjang
+12.6
Kuasar tercerah
+30
Objek teredup yang dapat diamati oleh Teleskop Hubble
Share:

Popular Posts

HALAMAN CATATAN WACANA

Makalah

Info

Opini