Sebuah Catatan Kecil yang Menaburkan Kecerahan dalam Wacana Kehidupan

Keutaman Puasa Arafah (9 Dzul Hijjah)


Puasa Arafah adalah puasa sunah yang dilaksanakan pada hari Arafah yakni tanggal 9 Dzulhijah. Puasa ini sangat dianjurkan bagi orang-orang yang tidak menjalankan ibadah haji. Adapun teknis pelaksanaannya sama dengan puasa-puasa lainnya.


Keutamaan puasa Arafah ini seperti diriwayatkan dari Abu Qatadah Rahimahullah. Rasulullah SAW bersabda:

صوم يوم عرفة يكفر سنتين ماضية ومستقبلة وصوم يوم عاشوراء يكفر سنة ماضية

Artinya: “Puasa hari Arafah dapat menghapuskan dosa dua tahun yang telah lepas dan akan datang, dan puasa Assyura (tanggal 10 Muharram) menghapuskan dosa setahun yang lepas.” (HR. Muslim).


Sebagai catatan, jika terjadi perbedaan dalam penentuan awal bulan Dzulhijjah antara pemerintah Arab Saudi dan Indonesia seperti terjadi pada tahun ini (Dzulhijjah 1439 H), dimana Saudi menetapkan Awal Dzulhijjah pada hari Ahad,12 Agustus 2018 dan Indonesia menetapkan hari Senin, 13 Agustus 2018 maka untuk umat Islam Indonesia melaksanakan puasa Tarwiyah dan Arafah sesuai dengan ketetapan pemerintah setempat, yakni hari Senin dan Selasa, tanggal 8-9 Dzulhijjah, bertepatan tanggal 20-21 Agustus 2018. Sedangkan untuk Idul Adha di Indonesia akan jatuh pada hari Rabu, 22 Agustus 2018. Ini didasarkan pada perbedaan posisi geografis semata.

“Dari segi hisab dan rukyatul hilal, maka sebagaimana yang dipedomani berdasarkan Fatwa MUI Nomor 2 tahun 2004 tentang penentuan awal Ramadhan, Syawal dan Zulhijjah. Bulan Zulqa'idah 1439 Hijriyah kita sempurnakan, dengan cara istikmal atau digenapkan menjadi 30 hari. Dengan demikian tanggal 1 Zulhijjah jatuh pada hari Senin 13 Agustus 2018, dan tanggal 10 Zulhijjah 1439 H jatuh pada Rabu 22 Agustus 2018,” kata Dirjen Bimas Islam Kemenag RI Muhammadiyah Amin, dilansir laman kemenag.go.id.

Tidak disangsikan lagi bahwa puasa adalah jenis amalan yang paling utama, dan yang dipilih Allah untuk diri-Nya. Disebutkan dalam hadist Qudsi: “Puasa ini adalah untuk-Ku, dan Aku-lah yang akan membalasnya. Sungguh dia telah meninggalkan syahwat, makanan dan minumannya semata-mata karena Aku.

Diriwayatkan dari Abu Said Al-Khudri, Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah SAW bersabda: “Tidaklah seorang hamba berpuasa sehari di jalan Allah melainkan Allah pasti menjauhkan dirinya dengan puasanya itu dari api neraka selama tujuh puluh tahun.” (HR Bukhari Muslim)

Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

HALAMAN CATATAN WACANA

Makalah

Info

Opini