MENINJAU KEMBAALI PROBLEMATIKA
TEORI SOSIAL
Bab-bab
sebelumnya telah memperlihatkan, dan telah ditegaskan kembali oleh bab ini,
bahwa masalah metode, tatanan, dan kemodernan itu berhubungan erat. Solusi
lengkap terhadap masalah salah satu dari masalah-masalah itu mensyaratkan
solusi terhadap masalah-masalah yang lain.
v Masalah
Metode
Masalah
metode mencakup empat hal pokok:
1. Kemungkinan
bagi sebuah alternatif terhadap logika dan sebab-akibat, yang mampu mengatasi
ketidaklayakan rasionalisme maupun historisisme.
2. Hubungan
antara metode yang ketiga ini dengan kausalitas.
3. Hubungan
antara makna suatu tindakan bagi pelakunya dengan makna tindakan itu bagi
pengamat.
4. Hubungan
teori sistematis dengan pemahaman sejarah.
Dalam kondisi
social saat ini, ada 2 hal yang tampak nyata untuk mendekati persoalan
pemersatu masyarakat.
1. Mencari
konsepsi umum tentang ikatan social yang mempersatukan doktrin legitimasi dan
doktrin instrumentalisme.
2. Melepaskan
pencarian hipotesis komprehensif karena tidak berguna, lalu mencoba mencari
tahu keadaan-keadaan yang paling cocok untuk menerapkan masing-masing deskripsi
teori sosial.
v Masalah
Kemodernan
Pendekatan
dengan memahami watak kemodernan yang paling dasar memaksa kita untuk menolak 2
interpretasi terpopuler tentang masyarakat modern. Salah satunya, dengan gaya
pemikiran politik liberal, menyatakan bahwa masyarakat adalah perkumpulan
individu yang memiliki tujuan saling bertentangan yang keamanan dan
kebebasannya dijamin oleh rule of law.
Interpretasi
yang lainnya menganggap masyarakat sebagai susunan kelompok, khususnya susunan
kelas, dominasi yang karakter sejatinya masih tersembunyi, belum terungkapkan
oleh ideologi yang berkuasa. Interpretasi yang pertama menganggap remeh
kesadaran; interpretasi yang kedua mengabaikannya. Sebaliknya, inti dari pendekatan
terhadap masyarakat liberal modern ialah konsepsi hubungan saling mempengaruhi
antara kepercayaan dan pengalaman, kesadaran dan pengorganisasian.
v Teori Sosial, Metafisika dan Politik
Banyak teori
sosial yang dibangun sebagai benteng terhadap metafisika dan politik. Setia
kepada pandangan yang dihasilkan pemeberontakan kaum modern terhadap filsafat
kuno, para teoritisi sosial klasik tidak sabar untuk membebaskan diri dari
ilusi metafisika, lalu dari ketidakpastian pertimbangan politik. Mereka ingin
menciptakan kumpulan pengetahuan objektif tentang masyarakat, yang tidak akan
dipengaruhi oleh spekulasi metafisika maupun kontroversi politik.
Teori sosial
harus mengambil sikap terhadap masalah dasar watak manusia dan pengetahuan
manusia yang tidak pernah dibicarakan dalam penjelasan “ilmiah” manapun. Dan
teori sosial harus mengakui bahwa masa depannya sendiri memang tidak
terpisahkan dari takdir masyarakatnya. Progres teori ini bergantung pada
peristiwa-peristiwa politik. Doktrin-doktirn yang dianut teori berupa ideal
sekaligus deskripsi: pilihan-pilihan yang wajib diambil teori sosial adalah
pilihan diantara pandangan-pandangan tentang apa yang sebenarnya.
Pilihan-pilihan ini tidak berubah-ubah, juga tidak sama dengan bukti logika
atau bukti empiris. Pilihan-pilihan ini mengembangkan konsepsi-konsepsi
spekulatif tentang syarat-syarat tatanan sosial dan tuntutan-tuntutan watak
dasar manusia – konsepsi-konsepsi yang mendapat informasi dari pengetahuan
sejarah, tetapi tidak bisa berpura-pura senantiasa mengikuti jalannya sejarah.
Maka, jalan pulang kepada metafisika dan politik
dalam teori sosial terancam bahaya oleh peluang bahwa pembelajaran yang
diperoleh secara perlahan-lahan akan ditukar murah dengan khayalan dan nafsu.Baca juga:
Problematika Teori Sosial
Hukum dan Modernitas
Meninjau Kembali Problematika Teori Sosial
Tidak ada komentar:
Posting Komentar