Setiap manusia pasti memiliki impian dan harapan. Impian di masa
depan yang harus diraih olehnya. Apabila dia belum memiliki impian atau
harapan, segeralah membuat impian dan harapan tersebut.
Namun impian bukanlah sekadar impian, namun sebuah yang ingin
diraihkan. Dalam meraihnya tentu ada langkah-langkah konkrit yang harus
dilaluinya. Sebelum melalui langkah-langkah tersebut tentu kita harus tahu
langkah-langkah apa yang akan kita lalui dan harus dilalui untuk mencapai
impian tersebut.
Selain itu juga, setelah kita mengetahui langkah-langkah yang akan
dilalui maka kita harus mempersiapkan bekal yang nantinya dijadikan pegangan
untuk menghadapinya. Bekal ini harus disiapkan betul sebagai langkah kedua
setelah memiliki impian.
Dalam memikirkan impian yang paling sering dilupakan adalah
memikirkan langkah-langkah dan bekal untuk mencapai impian tersebut. Kedua hal
ini harus dipikirkan bersamaan ketika memikirkan impian. Dengan demikian
bercita-cita harus dilengkapi dengan pengetahun yang berupa langkah-langkah dan
bekal untuk meraihnya.
Apabila dalam impian tidak memikirkan langkah-langkah dan
mempersiapkan bekal, maka kita akan sangat kesulitan meraih impian tersebut.
Sebab kita tidak tahu jalan yang menuju ke impian dan kita tidak punya bekal
yang melewati jalan yang belum kita ketahui. Ibaratnya kita berjalan di hutan
tanpa membawa alamat tujuan dan bekal, yang dibawa hanyakah kata
"sukses".
Ada salah satu syair dalam ilmu mantiq yang cocok untuk
menggambarkan kondisi ini:
"Fain turid tarkibahu murakkiba # muqaddimatihi 'ala ma
wajaba"
Artinya: apabila ingin menyusun sesuatu maka susunlah layaknya
orang yang menyusun tahapan-tahapan awal yang wajib.
Dari syair tersebut maksudnya adalah ketika ingin merencanakan
segala sesuatu apapun, maka susunlah tahapan-tahapan awal yang harus dilakukan
untuk meraih rencana tersebut. Sebab tidak ada suatu rencana yang tanpa dilalui
sebuah tahapan-tahapan yang bisa sampai pada rencana tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar