Pak Menteri, sebenarnya apa yang Bapak inginkan dari kebijakan ini?
Bapak kelihatan ngotot sekali. Kasian anak didik Indonesia yang selalu menjadi
korban "uji coba" peraturan dan kurikulum yang dikeluarkan oleh
Kemendikbud.
Sudah berapa kali peraturan pendidikan dan kurikulum di Indonesia
diganti dan diotak-atik, apakah berubahan itu bisa menjadi lebih baik atau
sebaliknya? Silahkan dievaluasi sendiri Pak Menteri. Namun dalam membuat
kebijakan alangkah bijak dan bajiknya jika kebijakan itu tidak hanya untuk
membuat kebijakan yang berbeda semata dengan menteri-menteri sebelumnya.
Ada hal hal yang urgen untuk yang perlu dibangun bersama dalam
pendidikan di Indonesia, misal pendidikan etika dan budi juga menjadi hal yang
urgen. Karena sejatinya pendidikan tidak hanya memintarkan anak didik, tapi
membuat anak didik menjadi beretika dan berbudi. Hadirnya madrasah diniyah ini
yang telah hadir ikut membantu pemerintah untuk memberikan pendidikan budi
pekerti dan etika.
Lebih-lebih, "uji coba" kebijakan Pak Menteri ini bisa merusak
model pendidikan yang lain, misal pendidikan madrasah diniyah yang sudah baik
dan kurikulumnya juga dari dulu sampai sekarang berjalan dengan istiqomah.
Outputnya pun bisa dirasakan bersama untuk Indonesia.
Kalau mau membuat kebijakan tentang pendidikan silahkan, namun
dengan catatan perubahan kebijakan itu jangan sampai anak didik bangsa ini
menjadi "kambing hitam" atas kebijakan Pak Menteri, dan juga jangan
sampai kebijakan Pak Menteri ini merubah tatanan pendidikan madrasah diniyah
yang sudah berjalan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar