Mahasiswa
dan skripsi menjadi satu kesatuan yang tidak bisa dilepaskan. Mahasiswa
dinyatakan berhasil manakala mahasiswa tersebut lulus dan berhasil
mempertahankan skripsinya. Sebab apapun kondisi mahasiswa tersebut, baik dia
itu pintar atau dia bodoh, namun apabila dia berhasil mempertahankan skripsinya
maka akan dinyatakan berhasil, bagaimanapun hasilnya.
Namun hal
ini belum disadari oleh banyak mahasiswa, mahasiswa seakan nyaman-nyaman saja
dengan dirinya yang mampu mengikuti seluruh mata kuliah yang diajarkan di
bangku kuliah. Selain itu juga, dia mampu mengerjakan sebuah tugas yang
diberikan oleh dosen, mulai dari tugas makalah, tugas lapangan, tugas tengah
semester, tugas akhir semester dan sebagainya. Apapun yang telah dilakukan itu
tidak akan berpengaruh manakala ia belum membuat skripsi dan berhasil
mempertahankan skripsinya.
Penyakit
mahasiswa selama ini menganggap bahwa skripsi itu mudah dan dapat dilakukan
pada waktu yang singkat. Padahal ia lupa, bahwa dalam proses membuat skripsi,
mahasiwa tersebut harus berhubungan dengan orang-orang yang ada di sekitarnya,
seperti dosen pembimbing, pegawai administrasi, perpustakaan dan sebagainya.
Oleh
karenanya, mahasiswa ini harus memahami kondisi keterkaitannya skripsinya
dengan orang-orang yang ada di sekitarnya. Apabila skripsi hanya melibatakan
dirinya sendiri maka akan mudah dilakukan, namun pada kenyatanyannya tidak.
Mahasiswa harus mengikuti arahan dosen pembimbing dan mengikuti administrasi di
kampus.
Kesadaran
dengan kondisi yang demikian menjadi hal yang penting bagi mahasiswa untuk
diketahui. Mahasiswa tidak boleh dengan kemudahan dan kemampuan untuk melakukan
penelitian skripsi. Mahasiswa juga harus peduli terhadap skripsinya, atau
dengan bahasa lain fokus dan tidak mendua. Apabila mahasiswa mendua bisa
menjadikan mahasiswa tersebut terlena dan akhirnya menelantarkan skripsinya.
Selain itu
juga, ada mahasiswa yang menganggap penelitian skripsi itu menyusahkan.
Anggapan seperti ini buanglah jauh-jauh. Justru skripsi susah karena tidak
pernah dilakukan dan dicoba. Sebenarnya skripsi ini mudah, misalnya dari
tahapan awal, penentuan judul atau tema. Pada tahapan ini mahasiswa diberikan
waktu untuk melakukan konsultasi kepada dosen untuk mendiskusikan tema yang
akan dijadikan bahan penelitian. Tentu dalam diskusi ini banyak masukan dari
dosen. Dari masukan ini kemudian dikembangkan dan dapat menambah wawasan yang
akan diteliti.
Tahapan
selanjutnya, membuat proposal. Pembuatan proposal ini untuk menjadikan mahasiswa
paham dengan apa yang dilakukan selama penelitian nanti, mulai latar belakang
yang akan diteliti, rumusan masalah, tujuan, metodologi penelitian yang
digunakan, hingga sistematika penulisan skripsi. Dalam proses pembuatan
proposal ini mahasiswa dapat berkonsultasi kepada Ketua Jurusan atau dengan
dosen atau bahkan proposal ini diujikan dalam sebuah majelis sidang proposal
skripsi. Dalam sidang ini, jangan salah paham, sebab dalam sidang ini berupa uji
kemampuan mahasiswa terhadap penelitiannya, selain itu juga dalam sidang
proposal ini mahasiswa akan mendapatkan masukan. Di mana masukan ini akan
sangat membantu mahasiswa dalam melakukan penelitian nantinya.
Setelah
sidang proposal dilalui kemudian mahasiswa tersebut dapat melanjutkan
skripsinya. Dalam melakukan penelitin dan penulisan skripsi, mahasiswa tidak
sendirian, tapi mahasiwa dibantu oleh seorang dosen pembimbing. Sehingga setiap
ada kesulitan yang dialami mahasiswa tersebut, maka mahasiswa dapat
berkonsultasi langsung kepada dosen pembimbing.
Selama
mengerjakan skripsi ini, tentu mahasiswa akan mengetahui seluruh ini apa yang
ditulis dan apa yang diteliti. Maka ketika sidang skripsi, mahasiswa tentu akan
dapat menyampaikan seluruh isi dari skripsinya dan menjelaskan hasil
penelitianya. Sebab mahasiswa telah mengetahui dan mengalami proses penelitian
dari awal hingga akhir.
Apabila
mahasiswa itu tidak paham isi skripsinya dan tidak mampu memaparkan apa yang
ditulis dalam sidang skripsi, maka itu berarti mahasiswa tidak melakukan
penelitian sendiri, atau skripsinya dibuatkan oleh orang lain. dan apabila ini
ketahuan oleh penguji, maka mahasiswa ini tidak akan diluluskan. Sebab skripsi
ini adalah tugas yang harus dilakukan oleh mahasiswa.
Oleh karena
itu, skripsi itu mudah dan sangat mudah untuk dilakukan, tinggal kita mau
melakukannyya atau tidak, mau mengerjakannnya atau tidak. Dan mahasiswa yang
berhasil adalah mahasiswa yang lulus ujian skripsi. Sedangkan mahasiswa yang
gagal adalah mahasiswa yang tidak mengerjakan skripsi atau tidak lulus skripsi,
walaupun ketika selama perkuliahan mahasiswa tersebut rajin, pandai,
mengerjakan semua tugas dan selalu berangkat.
Catatan
Pukul 15.30
WIB
Semarang, 20/01/2016
Justru disitu ketidakadilannya, masa kita yg pandai dan memang passion di jurusan itu kita gagal gara gara skripsi, malah yg kuliah tanpa passion itu yg berhasil gara gara skripsinya bagus. Jelas kebijakan semua kampus itu merugikan!!!
BalasHapus