Menjelang pemilihan pemimpin, pemilih akan
dihadapkan pada calon-calon pemimpin yang sudah lolos dari verifikasi. Penentu
dalam pemilihan ini adalah pemilih, sebab yang berhak yang memilih ada pada
pemilih, sedang yang dipilih hanya sebagai seseorang yang akan dipilih oleh
pemilih.
Dalam konteks ini, pemilih bebas memilih dari
calon-calon yang ada. Tentu dalam proses memilih ini pemilih memiliki
kriteria-kriteria yang jadi pertimbangannya. Masing-masing memiliki kriteria
berbeda. Namun ada juga kriteria yang sama. Misal kriteria yang sama sama
pemilih pegang adalah pemimpin yang mampu mensejahterakan rakyatnya. Sebab
bagaimana pun pemimpin inilah yang akan mempengaruhi maju atau tidak, sejahtera
atau tidak suatu kelompok yang dipimpin.
Bagi calon-calon pemimpin mengetahui kriteria
umum yang diharapkan oleh masyarakat tersebut. Sehingga para pemimpin ini pun
memperlihatkan sosok dirinya sebagai tokoh yang layak memimpin.
Berkaitan dengan ketokohan, pada dasarnya
ketokohan seorang calon pemimpin ini dapat dipetakan menjadi dua, ada ketokohan
pemimpin yang dibuat-buat melalui sebuah media, misal menjelang pemilihan calon
pemimpin ini melakukan blusukan dengan membawa wartawan. Melalui wartawan ini
calon pemimpin dipromosikan sedemikian agar terlihat layak menjadi pemimpin.
Selain itu, ada pula ketokohan yang lahir karena kerja selama mengabdi pada
masyarakat. Masyarakat melihat secara langsung jasa yang telah diperjuangkan.
Sehingga ketokohan yang didapat oleh seorang calon ini tidak lahir melalui
media, namun pemberian dati masyarakat.
Dari dua model ketokohan ini sebenarnya
masyarakat sudah mengetahui mana yang layak dijadikan pemimpin. Sebab
masyarakat modern sekarang sudah pandai dan pintar. Mereka dapat mengetahui
perjalanan hidup calon pemimpin dengan mudah.
Ketokohaan yang terakhir inilah yang semua
masyarakat sepakat bahwa kriteria yang demikian yang layak jadi pemimpin.
Masyarakat tidak membutuhkan pencitraan, namun butuh bukti nyata apa yang telah
dilakukan selama ini. Sehingga dari pengalaman yang telah dilalui inilah
masyarakat menjadikan pertimbangan untuk memilih calon pemimpin tersebut.
Dengan demikian, bagi calon-calon pemimpin yang
merelakan dirinya untuk mengabdi dan berjuang mensejahterakan masyarakat maka
harus membangun pengalaman kepemimpinannya sejak dini. Tunjukkan pengalaman dan
pengabdian kepada masyarakat bahwa pada diri calon-calon pemimpin ini layak
untuk dijadikan pejuang garda depan.
Sedangkan bagi pemilih hanya memperhatikan dan
mengamati dari beberapa calon yang ada. Pilih yang disukai daan jangan memilih
yang tidak disukai. Tentu dalam memilih ini jangan sampai karena terpaksa.
Pilihlah dengan hati nurani. Karena pemilihan pemimpin akan mempengaruhi
pilihan hidup di masa yang akan datang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar