“Bagaikan katak dalam tempurung” masih ingatkah dengan peribahasa ini? Saya rasa sudah tidak asing lagi di telinga kita. Salah satu dari beberapa peribahasa yang dalamnya terkandung nilai pendidikan yang amat penting. Ketika masih kecil, para guru menyampaikan peribahasa tersebut sebagai wejangan (pegangan) untuk tidak mengikuti jejak katak. Setidaknya peribahasa ini, mengajak kita untuk memahami realita kehidupan dunia yang begitu luas, bahkan tanpa batas. Sehingga kita jangan sampai mempunyai anggapan bahwa hidup ini seperti anggapan katak yang bernyanyi dengan merdu dalam tempurung.
Selain itu, kita juga diajak untuk memahami realita dengan holistik. Janganlah memahami realitas dengan sempit, tanpa membuka lebar-lebar segala kemungkinan yang lain untuk masuk dalam diri kita. Apabila seseorang hanya melihat kehidupan ini dengan sempit, maka kita akan merasa sudah bisa akan segalanya. Akibatnya, ia pun merasa sombong akan pengetahuan yang telah dimiliki. Dan ini tidak menutup kemungkinan, dia akan merendahkan orang lain dengan sifat keangkuhannya. Inilah yang menunjukkan bahwa dirinya belum bisa dikatakan sukses dalam studinya. Meskipun ia telah mengenyam pendidikan bertahun-tahun.
Kehidupan ini begitu luas, tak hanya terbatas dalam desa, kota maupun provinsi, tapi mendunia. Ini memberi pengertian bahwa pengetahuan yang ada di dunia begitu luas, tidak hanya selebar daun kelor. Apabila demikian, maka seseorang yang mempunyai pengetahuan luas dan dia tidak berpikiran seperti peribahasa tersebut, maka dia tidak akan mempunyai anggapan bahwa dirinya sudah paling pandai. Tapi justru sebaliknya, ia akan merasa semakin “bodoh”. Kenapa demikian, karena semakin ia tahu, maka ia akan merasa mengetahui apa yang belum ia ketahui. Sehingga dia akan merasa semakin sedikit pengetahuan yang baru ia ketahui. Dengan begitu ia akan merasa bodoh dan berkeinginnan untuk mengetahui hal yang menjadikan ia penasaran untuk diketahuinya.
Perasaan inilah yang semestinya tercermin dari orang-orang yang sedang mengeyam pendidikan. Benar, perasaan ini yang mengetahui hanya dirinya sendiri. Akan tetapi, orang yang ada di sekitarnya, setidaknya dapat mengetahui dengan perilaku dalam pergaulan sehari-hari. Seperti sikapnya yang tidak merasa paling pandai, menghargai pendapat orang lain dan sebagainya. Sifat seperti yang semestinya dimiliki setiap orang, agar ia selalu semangat dan terus berkeinginan untuk selalu menambah wawasan, tanpa harus merendahkan martabat orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar