Sebuah Catatan Kecil yang Menaburkan Kecerahan dalam Wacana Kehidupan

Wallpaper Bunga Tulip I


Share:

Wallpaper Romantis II


Share:

Wallpaper Romantis


Share:

Menyoal Isu Beras Plastik


Sekarang ini, masyarakat disajikan pemberitaan tentang penemuan beras plastik. Pemberitaan tersebut yang menyebutkan bahwa ditemukan beras plastik di beberapa daerah saja, memberikan dampak signifikan bagi masyarakat. Masyarakat pun mulai waspada dan berhati-hati manakala mau membeli beras. Bahkan kehadiran pemberitaan ini mampu menurunkan hasil pandapatan bagi penjual yang terbuat dari bahan dasar beras.
Keberadaan isu beras plastik ini pun mampu menghipnotis masyarakat Indonesia. Dengan hadirnya pemberitaan setiap waktu di media, masyarakat pun harus peduli dan mewaspadai kehadirannya. Pemberitaannya pun selalu diikuti masyarakat agar mereka mengetahui perkembangan isu beras plastik di Indonesia.
Saking gencarnya pemberitaan tentang beras plastik ini mampu menggeser berita-berita serius sebelumnya. Dalam artian berita yang lebih berdampak sistemik dan umum dalam perkembangan bangsa Indonesia ke depan. Berita-berita serius yang terlupakan, seperti pemberitaan korupsi yang nilainya sangat tinggi dan merugikan masyarakat pun harus tidak diketahui nasibnya sekarang ini.
Selain itu ada berita tentang KPK dan Polri pun sudah terlihat berhenti, padahal para anggota KPK hingga sekarang ini kasusnya belum selesai-selesai. Masyarakat pun tidak tahu lagi perkembangan pemberitaan itu lagi.
Kedua contoh berita itu menjadi penting sekali yang harus ditindaklanjuti oleh pemerintah. Karena kasus itu merupakan kasus yang saling berkaitan dalam hal korupsi dan penegak hukumnya. Selain itu juga isu-isu yang lainnya yang penting.
Walaupun demikian, bukan berarti isu beras plastik ini tidak ditindaklanjuti oleh pemerintah. Namun setidaknya, jangan sampai isu beras plastik ini mendominasi yang seolah masyarakat untuk melupakan kebobrokan bangsa Indonesia. Isu beras plastik yang hanya ditemukan di beberapa titik, akhirnya mampu menjadi isu nasional.
Berkaitan dengan isu beras plastik ini, setidaknya pemerintah mampu bergerak cepat untuk menelusuri asal-muasal beras plastik tersebut. Bahkan harus dicari sumbernya. Terlebih beras tersebut sudah diketahui merk dan tempat distribusi beras plastik. Sehingga akan ditemukan sumber beras plastik tersebut. Bahkan kalau pun ada pubrik pembuat beras plastik akan ikut ditemukan.
Namun, apakah mungkin ada pubrik beras plastik yang mau beroperasi? Sedangkan modal untuk membuat beras plastik konon lebih banyak dibandingkan dengan harga beras. Mungkinkah pemodal beras plastik bisa mendapatkan untung dengan mencampurkan beras plastik dengan beras beneran? Kalaupun rugi, terus apa tujuan dan motif yang melatarbelakangi pembuatan beras plastik? Apakah hanya untuk mengalihkan isu atau memang murni motif ekonomi?. Pertanyaan ini tidak perlu dijawab, karena ini nanti akan terjawab kalau pemerintah serius menangani kasus ini.
Kalau pun ada pubrik pembuat beras plastik ini, maka seluruh negara di dunia pasti menolak keberadaannya. Tentu untuk mengatasinya dapat melakukan kerjasama dengan negara-negara lain. Namun ternyata isu itu hanya muncul di Indonesia saja, ini berarti ada indikasi pubrik beras plastik ada di Indonesia.
Dengan demikian, pemerintah tidak hanya menelusuri penjual beras saja, tetapi juga gudang beras. Tidak cukup hanya itu saja, pemerintah harus menelusuri dan terjung ke lapangan untuk mencari tempat proses pencampuran beras plastik dengan beras sebenarnya. Maka di situ akan ditemukan dari mana asal-usul beras plastik itu.
Dari sini maka akan terjawab tentang isu beras plastik dengan sebuah jawaban yang pasti dan langsung ke akarnya. Sehingga isu-isu yang lebih penting dari isu beras plastik ini tidak terlupakan oleh masyarakat dan menjadi perhatian pemerintah yang harus diselesaikan. Demi bangsa Indonesia.
Share:

Kucing Lucu


Share:

Puisi Romantis 2

*** Hingga Akhir Zaman ***

Pepohonan masih tegap berdiri
Menjulang ke atas tanpa henti
Akar bercabang tuk menguatkan
Menunjukkan sikap keberanian
Menghadapi segala lawan

Angin menerpa kencang
Hingga topan yang tak diundang
Panas sinar matahari kala siang
Mengeringkan segala tumbuhan
Hujan lebat mengjatuhi dedaunan
Tak henti manakala musim hujan

Namun sang pohon tak melawan
Ia menghadapi semua lawan dengan penuh kesabaran
Ketenangan dalam diri menjadi kekuatan

Kekuatan akar diberikan penuh keikhlasan
Meski akar tertutup rapat dalam-dalam
Gelap dalam  sebuah keberadaan yang tak terlihat oleh mata
Namun ia lah sang peyangga

Lawan tak dilawan
Memahami lawan untuk menghadapi lawan
Semakin kuat terpaan lawan, semakin kuat pula akar pepohonan
Ia menyadari tak selamanya ia bertahan
Namun benih-benihnya selalu bercabang
Tuk memberi kekuatan
Begitulah pepohanan menghadapi kenyataan

Ku harap hatiku demikian
Bagiku, memahamimu adalah keharusan
Segala cobaan
Harus ku hadapi untuk menguji kesetiaan
Menguji kesabaran
Kesabaran dalam menghadapi kehidupan
Dan tidak lain
Antara aku, kamu dan kehidupan

Aku menyadari ini semua
Aku adalah manusia biasa
Kadang merasa rapuh
Kadang merasa keluh

Namun, tak henti-hentinya ku panjatkan lantunan doa
Mengharap kepada-Nya
Tuk memberikan benih-benih kesetiaan
Kebersamaan
Kesabaran
Kekuatan
Serta keridloan dan kerahmatan-Nya
Tuk menghadapi segala rintangan
Tuk menghadapi segala cobaan
Menghidupkan cinta kasih hingga akhir zaman



Bukit Walisongo Permai

Rabu, 24 Desember 2014


Share:

Perhitungan Akhir Bulan Rajab 1436 H (Awal Bulan Sya'ban 1436 H)

Menghitung awal bulan Sya'ban 1434 H. dengan mengambil lokasi di Menara al-Husna Masjid Agung Jawa Tengah Semarang: Lintang = -6˚ 59’ 04,42” LS dan Bujur = 110˚ 26’ 47,72” BT dengan ketinggian (h) = 95 m.
1.    Konversi tanggal
29 Rajab 1436 H atau tanggal 29-07-1436 H, sehingga yang telah dilalui sebanyak 1435 tahun, lebih 6 bulan, lebih 29 hari.
1435 tahun : 30 tahun          = 47 daur lebih 25 tahun
47 daur                       = 47 x 10.631 hari                = 499.657 hari
25 tahun         = (25 x 354) + 9 hari[1]                       =     8.859 hari
6 bulan                       =                                              =        177 hari
29 hari                                                                        =          29 hari  +
            Jumlah                                                                        = 508.722 hari
Selisih kalender Masehi – Hijriyah              = 227.016 hari
Anggaran baru Gregorius                            =          13 hari  +
Jumlah                                                                        = 735.751 hari
508.723 : 7     = 72.674,  lebih 4      = Senin (dihitung mulai hari Jum’at)
508.723 : 5     = 101.744, lebih 2     = Pahing (dihitung mulai Legi)
735.752 : 1461          = 503 siklus, lebih 868 hari
503 siklus                   = 503 x 4 tahun         = 2012 tahun
868 hari                     = 868 : 365                = 2 tahun, lebih 138 hari
138 hari                     = 4 bulan, lebih 18 hari.
Dengan begitu waktu yang sudah dilewati = 2012 tahun + 2 tahun + 4 bulan + 18 hari, sehingga waktu yang berjalan adalah hari 18 bulan 5 tahun 2015 M. Jadi tanggal 29 Rajab 1436 H bertepatan tanggal 18 Mei 2015 M, Senin Pahing.
2.    FIB (Fraction Illumination Bulan) terkecil yang terjadi pada tanggal 18 Mei 2015 M adalah 0,00111 pada pukul 04 GMT
3.    Menghitung Sabaq Matahari (Ecliptic Longitude Matahari)
ELM jam 04           = 56˚ 55’ 27”
ELM jam 05           = 56˚ 57’ 52”  -
Selisih (B1)                        = 00˚ 02’ 25”
4.    Menghitung Sabaq Bulan (Apparent Longitude Bulan)
ALB jam 04           = 56˚ 47’ 06”
ALB jam 05           = 57˚ 22’ 24”  -
Selisih (B2)                        = 00˚ 35’ 18”
5.    Menghitung jarak Matahari dan Bulan (MB)
ELM jam 04           = 56˚ 55’ 27”
ALB jam 04           = 56˚ 47’ 06”  -
MB                          = 00˚ 08’ 21”
6.    Menghitung Sabaq Bulan Mu’addal (SB)
B2                           =  00˚ 35’ 18”
B1                           =  00˚ 02’ 25”  -
SB                           =  00˚ 35’ 53”
7.    Titik Ijtima’            = MB : SB
= 00˚ 08’ 21” : 00˚ 35’ 53”
= 00j 13m 57,71d
8.     Waktu FIB Terkecil         = 04j 00m 00,00d
Titik Ijtima’                        = 00j 13m 57,71d  +
Ijtima’                                 = 04j 13m 57,71d        GMT
Koreksi WIB                      = 07j 00m 00,00d  +
Ijtima’                                 = 11j 13m 57,71d        WIB
9.    Perkiraan matahari terbenam di Menara al-Husna Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang pada tanggal 18 Mei 2015 M, sekitar jam 18:00 WIB atau 11:00 GMT.
ɸ                = -6˚ 59’ 04,42”
λ                 = 110˚ 26’ 47,72”
δₒ                = 19˚ 31’ 47”
e                  = 0˚ 03’ 35”
SDo             = 0˚ 15’ 48,73”
Dip             = 0˚ 1,76’ x √95         = 0˚ 17’ 09,26”
h                 = -(s.d + Refraksi + Dip) = -(0˚ 15’ 48,73” + 0˚ 34’ 30” + 0˚ 17’ 09,26”)
                   = -1˚ 07’ 27,99”
tâ‚’                 = cos t = -tan ɸ tan δ + sin h : cos ɸ : cos δ
                   = 88˚ 42’ 43,31”
Matahari Terbenam         = 12 – e                       =  11˚ 56’ 25,00”
                                               t : 15                       =    5˚ 54’ 50,89”  +
                                               12 – e + t : 15         =  17˚ 51’ 15,89”
                                               λ : 15                       =    7˚ 21’ 27,18”  -
Matahari terbenam                                                          =   10˚ 29’ 48,71” GMT (perkiraan)
10.              Data dari Ephemeris pada jam 10 : 29 : 48,71 GMT tanggal 18 Mei 2015
a.       Deklinasi Matahari (δₒ) dengan menginterpolasi, rumus: A – (A - B) x C/1
δₒ jam 10                     = 19˚ 31’ 14”              à A
δₒ jam 11                     = 19˚ 31’ 47”              à B
                                     = 0˚ 29’ 48,71”           à C
δₒ jam 10j 29m 48,71d = A – (A - B) x C/1
                                     = 19˚ 31’ 30,40”
b.      Semi Diameter (SDâ‚’) dengan menginterpolasi, rumus: A – (A - B) x C/1
SDâ‚’ jam 10                  = 0˚ 15’ 48,74”           à A
SDâ‚’ jam 11                  = 0˚ 15’ 48,73”           à B
                                     = 0˚ 29’ 48,71”           à C
SDâ‚’ jam 10j 29m 48,71d = A – (A - B) x C/1
                                     = 0˚ 15’ 48,74”
c.       Equation of Time (e) dengan menginterpolasi, rumus: A – (A - B) x C/1
eâ‚’ jam 10                     = 0˚ 03’ 35”                àA
eâ‚’ jam 11                     = 0˚ 03’ 35”                àB
                                     = 0˚ 29’ 48,71”           à C
eâ‚’ jam 10j 29m 48,71d = A – (A - B) x C/1
                                     = 0˚ 03’ 35”
11.  Menghitung Tinggi Matahari (hâ‚’)
hâ‚’                = -(SDâ‚’ + 0˚ 34’ 30” + Dip)
                   = - (0˚ 15’ 48,74” + 0˚ 34’ 30” + 0˚ 17’ 09,26”)
                   = - 1˚ 07’ 28”
12.  Menghitung sudut waktu matahari (tâ‚’)
cos tâ‚’          = -tan ɸ tan δₒ + sin hâ‚’ : cos ɸ : cos δₒ
tâ‚’                 = 88˚ 42’ 45,48”
13.  Menghitung Matahari terbenam
Ghurub      = 12 – e  + (tâ‚’ : 15) – (λ : 15)
                   = 10j 29m 28,85d  GMT
                   = 07j 00m 00,00d  + (koreksi WIB)
                   = 17j 29m 28,85d  WIB
14.  Menghitung Asensio Rekta Matahari (ARâ‚’) dengan interpolasi: A – (A - B) x C/1
ARâ‚’ jam 10                        = 54˚ 52’ 29”              à A
ARâ‚’ jam 11                        = 54˚ 54’ 58”              à B
                               =   0˚ 29’ 28,85”         à C
ARâ‚’ jam 10j 29m 28,85d                            = 54˚ 53’ 42,21”
15.  Menghitung Asensio Rekta Bulan (AR() dengan interpolasi: A – (A - B) x C/1
AR( jam 10             = 59˚ 00’ 55”              à A
AR( jam 11             = 59˚ 37’ 05”              à B
                               =   0˚ 29’ 28,85”         à C
AR( jam 10j 29m 28,85d                            = 59˚ 18’ 41,22”
16.  Menghitung Deklinasi Bulan (δ()dengan interpolasi: A – (A - B) x C/1
δ( jam 10                = 16˚ 17’ 34”              à A
δ( jam 11                = 16˚ 22’ 47”              à B
                               = 0˚ 29’ 28,85”           à C
δ( jam 10j 29m 28,85d                               = 16˚ 20’ 07,79”
17.  Menghitung Semi Diameter Bulan (SD()dengan interpolasi: A – (A - B) x C/1
SD( jam 10             = 0˚ 16’ 01,72”           à A
SD( jam 11             = 0˚ 16’ 01,31”           à B
                               = 0˚ 29’ 28,85”           à C
SD( jam 10j 29m 28,85d                            = 0˚ 16’ 01,52”
18.  Menghitung Horizon Parallaks Bulan (HP() dengan interpolasi: A – (A - B) x C/1
HP( jam 10             = 0˚ 58’ 49”                à A
HP( jam 11             = 0˚ 58’ 48”                à B
                               = 0˚ 29’ 28,85”           à C
HP( jam 10j 29m 28,85d                            = 0˚ 58’ 48,51”
19.  Menghitung Sudut Waktu Matahari (t()
t(     = ARâ‚’ - AR( + tâ‚’
       =  54˚ 53’ 42,21” - 59˚ 18’ 41,22” + 88˚ 42’ 45,48”
t(     = 84˚ 17’ 46,47”
20.  Menghitung Tinggi Hilal Hakiki (h()
Sin h(          = sin ɸ . sin δ( + cos ɸ . cos δ( . cos t(
h(                = 3˚ 27’ 59,06”
21.  Menghitung Parallaks Bulan (P()
P(                = cos h( x HP(
                   = 0˚ 58’ 42,05”
22.  Menghitung Tinggi Hilal (ho)
ho                = h( - P( + SD(
                   = 2˚ 45’ 18,53”
23.  Menghitung Refraksi
Refr                        = 0,01695 : tan (ho + 10.3 : (ho + 5.1255))
                   = 0˚ 14’ 32,42”
24.  Menghitung Tinggi Hilal Mar’i (h()
h(                = ho + Refr + Dip
                   = 3˚ 17’ 00,21”
25.  Menghitung Nisful Fudlah Bulan (NF()
Sin NF(       = (sin ɸ sin δ() : (cos ɸ cos δ()
NF(                           = -2˚ 3’ 27,97”
26.  Menghitung Parallaks Nisful Fudlah (PNF)
PNF            = cos NF( x HP(
                   = 0˚ 58’ 46,23”
27.  Menghitung Setengah Busur Siang Bulan Hakiki (SBSH)
SBSH          = 90 + NF(
                   = 87˚ 56’ 32,03”
28.  Menghitung Setengah Busur Siang Bulan (SBS()
SBS(            = 90 + NF( - PNF + (SD( + 0.575 + Dip)
                   = 88˚ 05’ 26,58”
29.  Menghitung Lama Hilal (Lm()
Lm(             = (SBS(  - t() : 15
                   = 0j 15m 10,67d
30.  Menghitung Waktu Hilal Terbenam (Terb()
Terb(          = Ghurub + Lm(
                   = 17j 29m 28,85d + 0j 15m 10,67d
                   = 17j 44m 39,52d
31.  Menghitung Arah Matahari (Ao)
Tan Ao        = -sin ɸ : tan to + cos ɸ tan δo : sin to
Ao                               = 19˚ 32’ 05,21”
32.  Menghitung Arah Hilal (A()
Tan A(        = -sin ɸ : tan t( + cos ɸ tan δ( : sin t(
A(                = 16˚ 56’ 9,86”
33.  Menghitung Posisi Hilal (PH)
PH              = A( - Ao
                   = 16˚ 56’ 9,86” - 19˚ 32’ 05,21”
                   = -2˚ 35’ 55,35”
34.  Menghitung Arah Terbenam Hilal (AT()
Tan AT(      = -sin ɸ : tan SBS( + cos ɸ x tan δ( : sin SBS(
AT(             = 16˚ 26’ 35,11”
35.  Menghitung Illuminasi Hilal (FI(),dengan interpolasi: A – (A - B) x C/1
FI( jam 10  = 0,00198                   à A
FI( jam 11  = 0,00228                   à B
                   = 0˚ 29’ 28,85”           à C
FI( jam 10j 29m 28,85d                  = 0,0002127404167 bagian
36.  Menghitung Lebar Cahaya Hilal  (NH)
NH              = (√(PH2 + h(‘2)) : 15
                   = 0,133788819 jari
37.  Menghitung Kemiringan Hilal (MRG)
MRG           = (PH : h(‘)
                   = -0˚ 47’ 29,29”
38.  Kesimpilan
Dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa ijtima’ menjelang bulan Rajab 1436 H terjadi pada hari Senin Pahing tanggal 18 Mei 2015 M, pada jam 04j 13m 57,71d GMT atau jam 11j 13m 57,71d WIB.
Untuk Menara al Husna Masjid Agung Jawa Tengah Semarang:
Matahari Terbenam  = 17j 29m 28,85d    WIB
Arah Matahari           = 19˚ 32’ 05,21”        (di Utara titik Barat)
Tinggi Hilal Hakiki     = 3˚ 27’ 59,06”          
Tinggi Hilal                 = 3˚ 17’ 00,21”           (di atas ufuk mar’i)
Arah Hilal                   = 16˚ 56’ 9,86”           (di Uatara titik Barat)
Posisi Hilal                 = -2˚ 35’ 55,35”         (Selatan Matahari)
Keadaan Hilal                        = Miring ke Selatan
Lama Hilal                  = 0j 15m 10,67d
Hilal terbenam           = 17j 44m 39,52d        WIB
Arah terbenam hial   = 16˚ 26’ 35,11”        (di Utara titik Barat)
Illuminasi hilal           = 0,0002127404167 bagian
Nurul hilal                  = 0,133788819          jari







[1] 9 hari ini dari tahun kabisat, di mana dalam 25 tahun terdapat 9 tahun kabisat. Secara umum selama 30 tahun terdapat 11 tahun kabisat, yaitu pada tahun ke 2, 5, 7, 10, 13, 15 (kadang 16), 18, 21, 24, 26 dan 29.
Share:

Popular Posts

HALAMAN CATATAN WACANA

Makalah

Info

Opini