Sebuah Catatan Kecil yang Menaburkan Kecerahan dalam Wacana Kehidupan

Pahamilah Hidupmu


Kala hati kalah dengan pikiran
Kala hati tidak lagi didengarkan
Kala hati hanya dalam angan
Kala hati tak lagi diperhatikan

Kehidupan menjadi tak nyaman
Kehidupan tidak sesuai dengan tujuan 
Hanya kesenangan semu yang didapatkan
Penyesalanan kan selalu mengintip di pojok-pojok kehidupan

Apakah kesenangan seperti ini yang diharapkan?
Apakah hidup hanya dipahami dengan pikiran saja?
Apakah perasaan hati hanya menjadi pajangan dalam diri manusia?

Pahamilah hidupmu
Tak cukup dengan pikiran
Namun
Juga dengan perasaan hati yang terdalam



***
06:30
Selasa, 18 Des 2012
Kamar Umar BK
Share:

Memahamimu


Pernah ku bertanya-tanya tentangmu pada diriku sendiri
Berusaha memahami dari kabar di sana sini
Yang melintas dalam setiap hari

Dalam egoku
Itu sudah mewakili pada pikiranku

Namun , , ,
Engkau lebih dari yang aku pahami
Tak sedikit pelajaran yang ku dapati
Dari kata-katamu sendiri
Ku yakin ini sangat berarti
Dalam menghadapi teka teki hidup ini

Keterbukaanmu padaku sungguh aku kagumi
Inilah yang ku harapkan
Berbagi cerita untuk saling memahami


***
00:45
Selasa, 18 Des 2012
Kamar Umar BK
Share:

Meneladani 10 Tokoh Inspiratif


Identitas Buku
Judul: Anak Kampung Paling Fenomenal
Penulis: DR. M. Mufti Mubarok
Editor: Mutaqien
Penerbit: Indomedia Group
Cetakan: Desember 2012
Halaman: 256 hal, 15 x 23 cm
ISBN: 978-60294190-6-1

Dewasa ini, tidak banyak tokoh-tokoh penting dan kharismatik seta berpengaruh luas dalam banyak bidang di Indonesia. Berbagai tokoh, baik dari presiden, menteri, politikus, penguasa mempunyai keunikan dan kelebihan tersendiri yang perlu diteladani. Tokoh-tokoh tersebut diposisikan sebagai idola dan sekaligus sebagai sumber inspirasi dalam melakukan tindakan.  Ini yang menyebabkan menjadi seorang tokoh panutan bukan suatu hal yang  mudah. Ini tidak lain karena segala tindakannya akan menjadi contoh bagi yang mengidolakannya.
Tak khayal apabila tidak sedikit para tokoh pemimpin yang gagal dalam menjalankan misinya. Bahkan ketika melakukan tindakan tidak sesuai dengan perannya menjadikan ia tidak disenangi para bawahan. Maka tidak ada salahnya mengetahui rahasia dari tokoh-tokoh yang dengan caranya masing-masing berhasil membawa kemajuan dan perubahan, bagi dirinya khususnya dan bagi bangsa Indonesia pada umumnya.
Sebut saja Chairul Tanjung, dalam majalah Forber pengusaha kelahiran Jakarta merupakan konglomerat yang namanya berada di urutan 937 dari 1000 orang terkaya di dunia dengan total kekayaan senilai USD 2,1 miliar (hal. 1). Hasil yang diperoleh tersebut tidak lepas dari perjuangannya melawan carut marut kehidupan. Ia masuk dan menggeluti dunia bisnis ketika masuk bangku kuliah. Bisnis yang dilakukan tidak langsung menjadi sukses. Mulai usaha jual beli mobil bekas, membangun pabrik sumpit, pabrik sandal hingga membuat toko alat kedokteran gigi telah ia lakoni. Berkat kegigihan dan keberaniannya, Si “Anak Singkong” ini berhasil membuktikan kepada dunia. Dan ia pun berhasil mendirikan sekolah tinggi gratis bagi warga miskin.
Dalam meraih kesuksesan tidaklah selalu berjalan mulus seperti yang diinginkan. Ada sebuah tantangan bahkan cobaan besar, seperti yang dialami Ir. Ciputra. Pada tahun 1997 terjadi krisis ekonomi yang menimpa tiga group yang dipimpinnya yaitu Jaya Group, Metropolitan Group dan Ciputra Group. Selain itu, Bank Ciputra dan Asuransi Jiwa Ciputra yang ia dirikan ditutup oleh pemerintah (hal. 152). Dengan prinsipnya berani mengambil resiko, akhirnya ia berhasil untuk bangkit dari keterpurukan.
Keberhasilan seseorang dalam kesuksesan itu tergantung pada kedisiplinan masing-masing dalam memegang teguh pada prinsip. Harry Tanoe Soedibjo, Bendahara Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) berbagi kisah sukses. Baginya, dalam menggenggam kesuksesan ia menekankan pada empat prinsip. Pertama, Time Big, untuk menjadi berhasil generasi muda harus berpikir secara meluas dan jauh ke depan. Kedua,  Focus  on quality, maksudnya berpikir fokus dan mengedepankan kualitas. Ketiga, Speed, kecepatan dan percepatan dalam melangkah dan melaksanakan tindakan. Dan keempat adalah Main Momentum, dalam melakukan bisnis Harry tidak lepas dalam melihat momentum yang tepat untuk melangkah (hal.199).
Kisah tokoh-tokoh inspiratif tidak berhenti sampai di situ saja. Dalam buku hasil buah tangan M. Mufti Mubarok seorang Dosen sekaligus pengusaha sukses ini mengungkap secara jelas, kunci kesuksesan dan kepemimpinan 10 tokoh inspiratif putra Bangsa yang mempunyai kharisma, pengaruh, ambisi dan unik. Mereka adalah Chairul Tanjung, Dahlan Iskan, Suya Paloh, Joko Widodo, Prabowo Subianto, Aburizal Bakrie, Jusuf Kalla, Ir. Ciputra, Harry Tanoe Soedibjo dan Bob Sadino. Dari kesepuluh tokoh inspiratif yang dikemas dengan apik ini, banyak hal-hal yang positif yang perlu kita teladani. Baik dalam hal politik, bisnis, pengusaha, maupun ketokohan secara umum dalam masyarakat.


* Resensi Buku ini dimuat di Koran Jateng Pos, Rubrik "Resensi Buku", Edisi Minggu, 9 Desember 2012.

Share:

Habis Gelap Terbitlah Terang


Hingga detik ini , , ,
Kebersamaan pertamaku bersamanya masih terasa
Kebahagiaan yang mendamaikan hati
Menggelorakan semangat dalam jiwa
Serta raga
Waktu pun terus menatap ke depan
Berjalan sembari memikul kabar kehidupan
Hanya ada dua bawaan
Kebahagiaan kesedihan
Terkadang waktu menjatuhkan kebahagiaan
Terkadang waktu menjatuhkan kesedihan
Masih tergambar jelas dalam kelopak mata ini
Detik-detik yang tak diharapkan oleh qalbi
Kebahagiaan pun berubah menyedihkan hati
Inginku, hari itu tak pernah terjadi
Tapi , , ,
Waktu sendiri pun tak kuasa berhenti ataupun melewati
Ya, itulah yang terjadi
Maka terjadi
Ku ingin memendamkan dalam catatan kecilku
Namun,
Waktu setahun tak mampu menghapus memori kala itu
Hingga melukai diriku
Tenggelam dalam lautan kesedihan selalu
Kenapa ku tak dapat memalingkan hatiku?
Kapan ini akan berakhir dalam hidup?
Tak selamnya waktu menjatuhkan kesedihannya
Membiarkan luka yang menyiksa jiwa dan raga
Akhirnya , , ,
Hanya tatapan sesaat serta sedikit kata
Mampu menerangi gelapnya kesedihan
Dengan cahaya yang terang


v  20 : 11 WIB, 7 Desember 2012
Teras Musholla Al-Ikhlash, PP. Darun Najah Semarang
Share:

8 Desember 2012


Keberagaman hidup di dunia ini tidak dapat kita pungkiri keberadaannya. Mulai dari suku, ras, etnis, kepercayaan, keyakinan, bahkan agama. keadaan seperti inilah yang mempunyai potensi terjadinya konflik sosial di masyarakat. Konflik sosial akan lahir ketika ada satu orang atau golongan yang berambisi untuk menghancurkan tatanan golongan yang lain atau menyatukan keberagaman yang ada.
Apakah kita harus menyatukan keberagaman atau perbedaan yang ada ke dalam golongan tertentu? Kalaupun jawabnya “Ya”, bagaimana realitas yang ada. lihatlah di sekeliling kita, banyak sekali keberagaman dan perbedaan mulai hal kecil hingga yang besar. Apakah tidak bisa kita hidup berdampingan dalam keberagaman dan perbedaan? Kalaupun jawabnya “Ya”, dimana rasa saling memahami dan toleransi dengan sesama manusia?. Renungkanlah, pikirkanlah tindakan yang akan kita lakukan. Ingatlah pada Tuhanmu yang selalu ada di hatimu. Serta lakukanlah tindakan yang baik dengan sesama manusia.


*Dzikir, Fikir dan Amal Sholeh
Share:

7 Desember 2012


Kala malam memanjakan setiap insan untuk berlabuh di pulau kapuk. Terkadang mereka dibawa ke dalam kehidupan yang penuh dengan teka teki, khayal tak khayal, nyata tak nyata. Namun hal seperti ini lah yang diharapkan untuk sejenak menenangkan hati dan pikiran. Melabuhkan mereka ke dermaga kelelapan. Tak khayal apabila manusia tidak ingin pergi dari taman indah dunia ini. Ketentraman nan memanjakan jiwa raga itulah yang menjadikan qiyamul lail sebagai ibadah yang besar pahalanya. Keadaan sepi senyap mampu menghilangkan perasaan riya’ kepada manusia. Menghidupkan kekhusyu’an dalam sembayang pada Ilahi.
Share:

Kehidupan


Teori tak sesempurna kehidupan nyata
Teori hanya mewakili kejadian yang ada
Teori pun bersifat sementara
Layaknya hati dalam diri manusia
Menunculkan perasaan dalam jiwa
Yang tak cukup diungkapkan dengan kata-kata
Untaian kata
Ataupun lekukan raga
Hanya saling menghargai tuk mamahami
Hanya saling peduli tuk saling mengasihi
Hanya saling mempercayai tuk saling meyakini
Demi hidup di dunia ini


* Kamar Umar BK
   Semarang, 6 Desember 2012
Share:

حالة ولد الحنث عند الشريعة الإسلامية


لا شك عندنا، قد انتشر بلاد الزنا في كافة أنحاء حياتنا، يكاد الخبر وصلنا فى كل يوم الخبر سواء من التلفزيون أوالمجلات وغيرهما التى يحدث كالاغتصاب والزنا والبغاء. وبالإضافة إلى ذلك، رأينا كثيرا فى مجتمعنا من الحاملات التى تحمل ل قبل عقد النكاح فكأنم هى العادة التي تحدث في حياتنا.
واعلم بأن هذا المرض المجتمعي، سوف يؤدي إلى نمو الأمراض أو المشاكل في المجتمع. المشكلة ليس بالنسبة لمرتكبي الجرائم والأسرة والمجتمعات فحسب، ولكن مشكلة بالنسبة للولد من علاقة خارج الزواج الشرعي أيضا.  وبذلك ولادة الولد البراء في هذا العالم قد حصلت عليه وجهة النظرية السلبية فى المجتمع، وربما يأت عليه هذه النظرة السلبية عندما كان لا يزال في بطن أمه، ولقب بولد الزنا التي يطلب منه وكل ذلك يحزنه. والمشكلة التي وجهها الولد لا يتوقف هنا، مثل المشكلة النسبية والوصاية والإرث وغيرذلك كالمسائل الاجتماعية الأخرى التي لا تخلو عن وجود هؤلاء الأولاد الأبرياء.
وهذا الواقع لايخلو عن نظر الشريعة الإسلامية. كما عرفنا بأن الشريعة الإسلامية مناسبة لكل الأزمنة والأمكنة. بأن نرى مرة أخرى كيف الفقه الإسلامي عرض حالة الطفل في الأسرة والمجتمع. وهذا يتطلب التفسيروالإيضاح فى الفقه الإسلامي، وإن كان ذلك في الشكل المدمج بحيث يدرك الناس الآثار الرهيبة من الزنا أو الجماع بالنسبة لأولئك الذين لا يؤدون عقدالنكاح. و أن لا ننظر ونعتبر بالنظرية السلبية هؤلاء الأولاد الأبرياء. وهذا الأمر المهم بأن يعرف المجتمع  كيف موقفهم بالنسبة الى الأولاد التى تولد من غير عقد النكاح التى عقره أبواه.
على الرغم من كل ذلك، بأن حقيقة الكلمة "ولد الزنا" لا نجد في القرآن الكريم ولا فى الآحاديث النبوية، ولكنها ووجدنا ذلك فى أقول الفقهاء الذين يسندون الى الولد الذي ولد على المباشرة أو الوطء بغير عقد النكاح الشرعية، وهذه النسبة يطلب على الملعنة، وهي الأولاد التى تتعرضها الزوج، عندما كان الأولاد لا تزال في بطن أمها.
حالة أولاد الحنث
فى الحديث الذى رواه الإمام المسلم عن عائشة رضي الله عنها أنها قالت اختصم سعد بن أبي وقاص وعبد بن زمعة في غلام فقال سعد هذا يا رسول الله ابن أخي عتبة بن أبي وقاص عهد إلي أنه ابنه انظر إلى شبهه وقال عبد بن زمعة هذا أخي يا رسول الله ولد على فراش أبي من وليدته فنظر رسول الله صلى الله عليه وسلم إلى شبهه فرأى شبها بينا بعتبة فقال هو لك يا عبد بن زمعة الولد للفراش وللعاهر الحجر واحتجبي منه يا سودة بنت زمعة فلم تره سودة قط. حالة من القداسة فى هذا الحديث هو في سياق العلاقات الزوجية بأن الأولاد الذين ولدوا في وقت قادم لهم الحق الذاتى الى من ينسب عليهم الأب.
وقال أبو حنيفة بأن الولد لديه الإتصال الدمى مع الرجال الذين يشتركون في السرير مع أمه، إذا ولد في خارج الزواج عند أبى حنيفة بأن الولد لا يكون لها الإتصال الدمى مع الأب الذى زنى أمه، وأنه لا يزال محرما (ممنوع الزواج) من قبل هذا الأب ومحرما من قبل الزواج كما قال القرطبي فى بداية المجتهد.
من  هذا الكتاب أيضا، يتنازع علي هذا الرأي الإمام الشافعى ومالك والجمهور،ويقولون الدين بأن ولد الذى يولد على أقل من ستة أشهر بعد مراسم الزواج لا يستطيع أن ينسب إلى الأب الذي تزوج أمه، و ليس له المحرم ولذلك هذا الولد يستطيع أن يتزوج الأب.
ويسترشدون إلى رأي علي بن أبي طالب عندما وقف لخطة الخليفة عثمان بن عفان  الذى ضد امرأة أو تهمة الزنا من زوجها لأن زوجته ولدت ولدا في ستة أشهر (ما يقرب من تسعة  أشهر) من وقت عقد الزواج. فشرح ذلك عثمان بأن القران الكريم شرح مدة الحمل والرضاعة للولد ثلاثين شهر كما جاء في سورة الأحقاف ١٥، ثم يرتبط به فى البقرة ٢٣٣ بأن مدة الرضاعة الطبيعية سنتين، وهذا المراد بأن مدة الحمل على أقصرستة أشهر ومدة الرضاعة على أطول سنتين  كم قال المصنف فى تفسير الالوسي. ولذلك مع أن الوالدة قدع عقد النكاح عندما أقل عن ستة أشهر ثم أباح الولد، فالولد لا يستطيع أن ينسب إلى الأب الذي تزوج والدته.
من هذا التفسير بأن الولد خارج الزواج و الملعنة ينسبان الى أمهما الحكم ينتج من ذلك النسب فحكم ورثة الولد خارج النكاح هو يرث من والدته فقط.  لأن فى الشريعة الإسلامية هذا الولد يكون العلاقة النسبية الى الأم. وأما العلاقة مع الرجل الذى يزنى أمه، فالولد لا يرث الى الرجل الذى يزن أمه، لأن العلاقة الورثة بين الولد والأب يجب أن يكون بينهما سبب الميراث هي النسب. الولد خارج الزواج الصحيح لاينسب نسبا فى الشريعة الإسلامية لهذا الرجل فلا يتوارثا بين هما. ولذلك لايتوارث الولد خارج النكاح الى الأب البيولوجى وأقاربه، وعكس كذا لايتوارث الأب البيولوجى وأقاربه الى الولد خارج النكاح.
وبعد أن نعرف بأن حالة الولد خارج النكاح الشرعي قد سقط علاقة النسب وحق الورثة. فهذا الأساس بإن الولد ليس له محرما لأسرة الأب البيولوجى، لأن علاقة المحرم يحصل بثلاثة أسباب وهي النسب والرضاعة والنكاح.  لأن هذه الأسباب لايوجد للولد، لذلك فهو ليس محرما للأب البيولوجى وأسرته. التوابع من ذلك هو جميع الأحكام المتعلقة بينهما كحرام الخلوة وبطلان الوضوء وغير ذلك. فكان شرحا حالة الولد غير الشرعي او ولد الزنا في علاقة النسب والإرث والمحرم. في هذه المسئلة الولد يصيرضحيا من اجراء الوالدان، ولذلك نحن نحاسن عليه ولا ندعوه بالكليمة "ابن حرام" او "ولد الزنا" لأن ذلك يصير الولد حزنا. وعرفوا بأن كل المولود يولد على الفطرة و الله لا يعذب شحصا للإثم الأخر.
ولذلك، لكي يكون المباشرة بين الرجل و الإمرأة حلالا فيجب أن يكون هناك ما يتقدماعليه هو عقد النكاح. عقد النكاح هو العقد يحكمه الدين الذي يجعل علاقة الحلال بين الزوج والزوجة. حالة الحلال للعلاقة بين الزوج والزوجة بعد عقد النكاح كما أمره الإسلام هو من جوهر العبادة لأن الوصول للمسؤوليات العلاقات الإنسانية إلى الله سبحانه وتعالى بحيث تكون النتيجة من الزواج هو الولد من الزواج الشرعي.

الكاتب: محمد زين المواهـب
Share:

Karikatur NII

Share:

Mewujudkan Kemakmuran dalam Keberagaman


Manusia diciptakan oleh Tuhan tidak ada yang sama, bahkan yang lahir kembar dari rahim yang sama pun pasti memiliki perbedaan. Apakah itu di warna kulit, sifat dan lain sebagainya. Dalam kehidupan sehari-hari pun kita memiliki perbedaan dalam bertingkah laku dan berinteraksi dengan sesama, yang tentunya tidak sama dengan yang lain. Untuk menyamakan persepsi dari berbagai perbedaan yang ada, maka diperlukan musyawarah dan mufakat untuk mencari sebuah kesepakatan.
Inilah pola yang terjadi awal terbentuknya negara Indonesia, semenjak nenek moyang bangsa Indonesia menempati kepulauan ini, dengan budaya, ras, kepercayaan dan suku yang sangat beragam. Bahkan jumlahnya ratusan, sehingga mereka mampu hidup berdampingan. Saling menghargai dan membutuhkan, itulah sikap yang diterapkan. Tidak ada ambisi di antara mereka untuk menyamaratakan budaya ke dalam satu kebudayaan tunggal. Dan akhirnya terbingkai dalam sebuah dasar negara atau falsafah bangsa yaitu Pancasila.
Sebagai dasar negara, Pancasila mengakui keberadaan bermacam-macam agama, suku bangsa, filsafat, dan aliran politik dalam kehidupan rakyat Indonesia. Kita mengenal semboyan yang terkenal dengan “Bhineka Tunggal Ika”. Soekarno sendiri mengatakan, “Negara Republik Indonesia bukan milik sesuatu golongan, bukan milik suatu agama, bukan milik sesuatu suku, bukan milik sesuatu golongan adat-istiadat, tetapi milik kita semua dari Sabang sampai ke Merauke!” Bahkan, di dalam UUD 1945 disebutkan: “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.”
Ini artinya, Negara Republik Indonesia sejak lahirnya bukan saja toleran, tetapi mengakui keberagaman itu sebagai dasar pembentuk negara-bangsa ini. Dengan demikian, bhineka tunggal ika itu justru merupakan raison d’etre lahirnya negara-bangsa bernama Indonesia.
Tetapi, fenomena tersebut berubah, yang asalnya harmonis menjadi anarkis. Keberagaman budaya yang selama ratusan, bahkan ribuan tahun yang telah mampu mengantarkan rakyat Indonesia ke pulau sejahtera, dirasa hilang ditelan bumi.
Ini dikuatkan dengan adanya korupsi, pencurian, pemerkosaan, bentrok antarwarga, tawuran antar mahasiswa dan sebagainya. Bahkan akhir-akhir ini banyak terjadi tindakan kekerasan, perusakan dan penyerbuan dengan motif beda keyakinan dalam memahami agama, seperti kasus penyerangan terhadap kelompok Ahmadiyah di Cikeusik, penyerangan terhadap kelompok Syiah di Sampang, Madura dan sebagainya. Selain itu, konflik antar agama juga sering terjadi seperti kasus di Gereja GKI Yasmin Bogor, perusakan gereja di Temanggung dan kasus-kasus yang lain. Bentuk-bentuk berita, termasuk yang sangat signifikan tentang kasus suku, agama, ras dan antar-kelompok (SARA) itu seakan menjadi menu utama di media masa. Hal tersebut mencerminkan rasa saling membutuhkan antara satu dengan yang lain sudah tak hidup lagi. Diri sendiri lah yang dipikirkan, tanpa berpikir bagaimana seandainya ia hidup sendiri di sebuah tempat.
Mewujudkan Kemakmuran
Semua ini akibat dari masyarakat Indonesia yang telah melupakan akar-akar budayanya sendiri. Serta melemahnya implementasi nilai-nilai persatuan yang terkandung dalam Bhineka Tunggal Ika. Dan juga kurangnya sifat kritis dalam proses pengambilan budaya lain. Seandainya mereka mempunyai sikap menghargai, serta mengkritisi kebudayaan lain, maka hal itu mungkin tidak akan terjadi.
Dalam rangka berbenah diri, seperti Indonesia pada sediakala, anti anarkis. Maka rakyat Indonesia diharapkan mengimplementasikan kembali makna Bhineka Tunggal Ika yang dirasa telah luntur. Karena keberadaannya tidak dapat diingkari dalam mewujudkan kesatuan Indonesia dengan keberagaman yang dimiliki. Bahkan keberanian Indonesia untuk mengumandangkan kemerdekaan didukung penuh oleh persatuan seluruh kebudayaan Indonesia.
Kesatuan dari keberagaman adalah sistem yang menjalin hubungan dalam kehidupan. Karena kesatuan akan bermakna jika ada keberagaman sehingga antara satu dengan yang lain itu saling membutuhkan. Apabila salah satu unsur menyakiti atau meniadakan. Maka bukan hanya satu unsur yang akan hancur, tapi keseluruhan kesatuan akan goyah.
Selain itu juga, setidaknya ada terdapat tiga hal yang harus dilakukan dalam memelihara keberagaman sehingga ia bisa menjadi pemersatu, bukan sumber masalah. Pertama, memperkuat nilai toleransi. Kadar toleransi bersumber dari adanya nilai empati yang secara inheren sudah ada dalam hati setiap orang. Empati merupakan kemampuan hati nurani kita untuk ikut merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain. Kemampuan untuk ikut bergembira dan berduka dengan kegembiraan dan kedukaan orang lain
Kedua, berani mengakui perbedaan. Pengakuan akan ke-bhinneka-an membuat kita sadar bahwa tidak semua hal dapat diperlakukan dengan sama. Sikap ini akan melahirkan penghargaan dan saling ketergantungan sehingga pada akhirnya bermuara pada peningkatan kemampuan adaptasi individu dan kelompok.
Ketiga, memperkuat pendidikan. Pendidikan adalah proses membuat orang berbudaya dan beradab. Pendidikan yang dibutuhkan adalah proses pendidikan yang dapat mempertahankan dan meningkatkan keselarasan hidup dalam hubungan antara sesama. Penekanannya adalah pada cara membangun hubungan antar individu, antar kelompok dan antar individu dengan kelompok.
Memelihara keberagaman di negara Indonesia dalam kehidupan bersama, berarti menjadikannya aset yang tidak ternilai. Dengan memeliharanya kita dapat mengawal kalimat berbeda-beda, tetapi tetap satu menjadi ungkapan universal bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Ini makin ditegaskan melalui pidato Bung Karno pada tanggal 1 Juni 1945. Inilah momentum kelahiran filosofi bangsa yaitu Pancasila. Di saat itu  Bung Karno mengatakan, “Kita hendak mendirikan suatu negara semua buat semua. Bukan buat satu orang, bukan buat satu golongan, baik golongan bangsawan, maupun golongan yang kaya, tetapi semua buat semua. Itulah yang melahirkan kita sebagai sebuah “negara nasional”.
Share:

Popular Posts

HALAMAN CATATAN WACANA

Makalah

Info

Opini