Memaknai tantangan, berarti bagaimana kita menempatkan tantangan
tersebut. Bahkan bagaimana tantangan ini hadir, apakah dihadirkan seseorang,
atau dihadirkan kita sendiri, atau bahkan hadir secara sendiri.
Dari sini kita perlu memetakan tantangan itu sendiri berdasarkan
datangnya tantangan. Pada dasarnya tantangan bisa dihadirkan oleh seseorang
atau orang lain. Sebagai contoh kita diajak teman kita untuk mengikuti sebuah
kompetensi. Hadirnya ajakan inilah awal dari sebuah tantangan yang kemudian
apabila kita mengikuti kompetensi tersebut merupakan tantangan yang harus
dihadapi diri kita.
Tantangan berikutnya, yakni tantangan dari diri kita sendiri.
Tantangan ini lahir dari hati atau pikiran kita. Tantangan ini bisa berupa
sebuah dorongan untuk melakukan sesuatu atau tantangan ini berupa ajakan untuk
mengikuti sesuatu karena ada sebuah kesempatan. Di mana kesempatan ini dibuka
untuk umum, sehingga kita sebagai penerima informasi merasa terdorong untuk
mengikutinya. Di sinilah tantangan dari diri sendiri, maukah kita melakukan
untuk menghadapi tantangan tersebut.
Kemudian tantangan yang merupakan cobaan dari Allah. Tantangan ini
bisa berupa kita cobaan dari Allah untuk menguji hamba-Nya. Mampukah hamba ini
menghadapi cobaan atau tantangan ini. Nah di sinilah kita bagaimana
memposisikan cobaan atau tantangan tersebut.
Sebagaimana yang sudah saya katakan di atas, bahwa memahami
tantangan itu berarti bagaimana kita memposisikan tantangan itu sendiri. Apakah
tantangan tersebut kita jadikan sebagai penghalang, ataukah sebagai tembok yang
tidak bisa hadapi, ataukah itu sebuah tahapan untuk memasuki tahapan
selanjutnya.
Mungkin kita masih ingat waktu kecil, ketika mau menghadapi ujian
semesteran. Perasaan kita takut, takut tidak bisa mengerjakan soal yang
diberikan oleh guru. Makanya kita berusaha belajar agar bisa mengerjakan soal
tersebut. Ternyata setelah kita hadapi ujian tersebut, meskipun dalam keadaan
terpaksa, tapi kita mampu menghadapinya.
Walaupun hasil yang kita capai tidak maksimal, meskipun demikian,
dari sini kita dapat mengetahui seberapa kemampuan kita. Dan orang lain pun
menjadi tahu dengan kemampuan kita. Makanya pada tahap berikutnya kita diberi
tantangan lagi, yakni sebuah ujian berikutnya, karena kita dianggap mampu
menghadapi tantangan yang sebelumnya.
Nah, dengan demikian, apabila kita ingin selalu siap dengan segala
tantangan yang datangnya tidak kita duga sebelumnya, tentu kita harus
mempersiapkan sedikit demi sedikit. Sebagai bekal, terlebih untuk menghadapi
tantangan yang sudah jelas bahwa kita akan menghadapinya, tentu persiapan yang
lebih lama, akan menjadikan hasil yang baik pula.
Mental dan percaya diri pun menjadi kunci untuk menghadapinya.
Dalam pikiran kita, jangan sampai menganggap tantangan itu sebagai tembok yang
tidak bisa dilewati, tapi anggaplah sebagai sesuatu yang harus dihadapi untuk
menguatkan diri dari segala tantangan yang akan dihadapi. Semakin banyak
tantangan yang kita hadapi, maka semakin banyak pula pengalaman kita. Dan
tentunya kita semakin tahu kemampuan diri kita sendiri.
Dengan demikian, hadapilah semua tantangan yang ada di depan kita.
Kalau pun perlu, carilah tantangan tersebut. Tentunya, tantangan tersebut harus
yang berupa sesuatu yang dapat membuat diri kita semakin baik, baik dalam
segala hal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar