Tanya:
Pengasuh rubrik
Interaktif Jurnalistik website NU Jepara. Saya sering ada kegiatan yang bagus
di desa, dan berharap kegiatan tersebut bisa menjadi informasi di media massa.
Tidak semua wartawan bisa meliput secara langsung di lokasi. Bagaimana caranya
agar saya bisa membuat dan mengirim rilis tersebut?.
Anik
Rahmawati (Desa Kecapi,
Tahunan, Jepara)
Bagaimana
caranya menulis dan mengirim rilis berita?
Jawab: Pada
dasarnya, kemampuan menulis berita bisa dilatih secara terus menerus. Tiap
media massa memiliki kecenderungan dan selera tersendiri dalam mengonstruksi
sebuah berita. Berikut ini kami sampaikan tips umum menyusun rilis dan hal-hal
yang berlatian dengan berita:
Tips Umum
Menyusun Rilis:
1. Siapkan
data/informasi-informasi yang ingin disampaikan
2. Cermati angka,
nama, dan detil data
3. Susun dengan
kalimat sederhana tetapi efektif
4. Pastikan data
yang dikirim penuh daya tarik
5. Gunakan
prinsip-prinsip penulisan 5 W (when/kapan, where/dimana, why/mengapa,
who/siapa, what/apa) +1 H (how/bagaimana)
6. Komunikasikan
kepada anggota tim redaksi media terkait
7. Pastikan
bagaimana teknis pengirimannya: email? Media sosial? Fax? Atau sarana lain
8. Cek ke anggota
tim redaksi terkait, apakah rilis sudah diterima dan sesuai harapan
9. Buka ruang
komunikasi untuk kemungkinan perbaikan/revisi data
Hal Lain
Terkait Membikin Berita Rilis:
Foto mesti sesuai
ketentuan jurnalistik (harapan redaksi): objek jelas (yang
berkepentingan/berkaitan dengan berita), tidak memunggungi, menarik, ukuran
cukup (tidak kekecilan), berikan beberapa foto agar redaktur bisa memilih yang
terbaik. Beri pula foto close up jika ada narasumber utama
Narasumber yang
berkompeten dan memadai. Lebih baik jika berita dilengkapi lebih dari satu
narasumber. Prinsipnya bukan banyaknya narasumber yang menentukan baik tidaknya
berita, tetapi sejauh mana semua pihak (narasumber) sudah terakomodasi dan
saling melengkapi isi berita. Catatan: nama narasumber mesti jelas dan lengkap
(bukan nama panggilan, atau laqob)
Inti berita mesti
mengena. Jika itu sebuah acara perlu dijelaskan siapa penyelenggara (lembaga/
nama panitia, komponen yang hadir, siapa narasumber, dan bagaimana dinamika di
acara. Jika itu acara dialog, akan bagus jika pembuat berita, selain mengutip
narasumber utama, juga mengutip beberapa penanya (nama dan latar belakang
jelas) yang dianggap paling menarik.
Akan lebih membantu
tim redaksi jika pengirim rilis berita menyertakan nomor kontak narasumber. Ini
untuk kepentingan redaktur mengonfirmasi langsung ke narasumber. Paling tidak
nomor kontak penanggung jawab sebuah acara.
Panjang/pendek
berita mesti diperhatikan. Rata-rata berita panjangnya 3.000-4.000 karakter.
Untuk berita sekilas sekitar 1.500 karakter.
Untuk contoh berita,
ada baiknya pengirim berita sering mencermati berita-berita di media
cetak/online. Beragam berita: dari peristiwa seminar, halaqah, diskusi,
pengajian, kejadian.
Demikian sharing
dari kami, semoga bermanfaat. Saudari Anik Rahmawati bisa juga membaca buku-buku
pandua tentang jurnalistik, khususnya yang berkaitan dengan berita. Terima
kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar