Sebuah Catatan Kecil yang Menaburkan Kecerahan dalam Wacana Kehidupan

Tak Ada Agama yang Mengajak Radikalisme dan Terorisme

Belum lama ini, kita dihebohkan dengan berita tentang hilangnya orang yang diduga ikut bergabung dengan Gafatar (Gerakan Fajar Nusantara). Banyak orang yang hilang, mulai dari orang yang memiliki pendidikan rendah hingga yang berpendidikan tinggi. Gerakan ini tentu memberikan dampak yang negatif terhadap masyarakat, sehingga masyarakat menganggap gerakan ini berbahaya.


Gerakan ini belum selesai ditindaklanjuti oleh pemerintah, kemudian masyarakat Indonesia diramaikan dengan tindak terorisme di Kawasan Jl. MH. Thamrin, lebih tepatnya di sekitar Sarinah Jakarta. Tindakan terorisme ini terjadi di tempat umum, sehingga pada kejadian tersebut banyak masyarakat yang melihat tragedi tersebut. namun melihat tragedi tesebut, nampak masyarakat tidak takut dengan adanya terorisme di Indonesia. Masyarakat melawan terorisme yang ada di Indonesia, dengan tercerminnya masyarakat melihat langsung kejadian Bom di Sarinah.

Kedua kejadian tersebut yang baru di awal tahun 2016 ini, tentu menjadi tugas bersama bagi masyarakat Indonesia dan pemerintah untuk bersama-sama menghilangkan tindakan terorisme. Sebab tindakan terorisme ini dapat menjadikan trauma di masyarakat. Selain itu juga, tindakan terorisme menjadikan kehidupan masyarakat menjadi terancam dan selalu dibayang-bayangi tindakan teror.

Gerakan bersama, antara pemerintah dengan masyarakat akan menjadi kekuatan yang besar untuk menghadapi terorisme ini. Apabila pemerintah dan masyarakat sudah menolak terorisme, maka segala tindakan terorisme yang ada di Indonesia akan bersama-sama dihadapi dan dihilangkan. Termasuk tanda-tanda terorisme yang akan muncul harus diwaspadai oleh masyarakat dan pemerintah. Kewaspadaan ini menjadi lebih penting untuk mengatasi tindakan terorisme lebih dini.

Deradikalisasi Memalui Edukasi

Gerakan penolakan terhadap radikalisme dan terorisme ini menjadi penting dalam sebuah perkumpulan. Namun gerakan ini tidak cukup, sebab gerakan penolakan ini hanya bersifat sementara, sebab yang dihancurkan atau yang dihilangkan adalah tindakan radikalisme dan radikalisme ketika muncul. Inilah kelemahan gerakan ini, maka untuk menanggulangi radikalisme dan terorisme lebih dini dapat dilakukan dengan edukasi ke setiap masyarakat, termasuk juga pemerintah harus mengetahui tentang edukasi anti terorisme dan radikalisme.

Edukasi tentang deradikalisasi dan anti terorisme ini diberikan kepada masyarakat berupa pengetahuan tentang bahaya terorisme dan radikalisme. Selain itu juga, edukasi ini juga bisa dalam bentuk pemahaman bagi masyarakat bahwa tidak ada agama yang mengajarkan umatnya untuk melakukan sebuah radikalisme dan terorisme. Sebab tujuan ada lahir di dunia untuk menjadikan manusia tersebut menjadi umat yang baik dan saleh dalam bertindak. Sebab dalam agama yang diajarkan tindak hanya dalam spiritual, tetapi juga dalam ranah sosial.

Selama ini para pelaku radikalisme dan terorisme mengatasnamakan agama, namun sebenarnya pelaku ini bukan karena membela atau mengatasnamakan agama. Tapi para pelaku mengatasnamakan kepentingannya. sebab tindakan yang dilakukan oleh para pelaku radikalisme ini dapat menjadikan nama agamanya menjadi jelek dan seakan agama ini tidak sesuai tujuan awalnya. Padahal semua ajaran agama itu mengajak umatnya untuk melakukan hal shaleh.

Oleh karena itu, maka bagi kita yang paham dengan agama kita, maka lakukan segala sesuatu dengan bijak, tanpa sebuah kekerasan dan terorisme. Perbuatan yang baik akan menjadikan kita menjadi orang yang baik, dan tentu dalam ajaran agama, perbuatan baik yang dilakukan oleh umatnya akan menjadikan umat tersebut mendapatkan pahalanya. Di mana umat tersebut akan mendapatkan balasannya di kemudian baik, baik di dunia maupun di akhirat.



Sebuah Catatan
Pukul 14:59 WIB

Semarang, 20/01/2016.
Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

HALAMAN CATATAN WACANA

Makalah

Info

Opini