Sebuah Catatan Kecil yang Menaburkan Kecerahan dalam Wacana Kehidupan

Dua Model Ketokohan Calon Pemimpin

Menjelang pemilihan pemimpin, pemilih akan dihadapkan pada calon-calon pemimpin yang sudah lolos dari verifikasi. Penentu dalam pemilihan ini adalah pemilih, sebab yang berhak yang memilih ada pada pemilih, sedang yang dipilih hanya sebagai seseorang yang akan dipilih oleh pemilih.

Dalam konteks ini, pemilih bebas memilih dari calon-calon yang ada. Tentu dalam proses memilih ini pemilih memiliki kriteria-kriteria yang jadi pertimbangannya. Masing-masing memiliki kriteria berbeda. Namun ada juga kriteria yang sama. Misal kriteria yang sama sama pemilih pegang adalah pemimpin yang mampu mensejahterakan rakyatnya. Sebab bagaimana pun pemimpin inilah yang akan mempengaruhi maju atau tidak, sejahtera atau tidak suatu kelompok yang dipimpin.
Bagi calon-calon pemimpin mengetahui kriteria umum yang diharapkan oleh masyarakat tersebut. Sehingga para pemimpin ini pun memperlihatkan sosok dirinya sebagai tokoh yang layak memimpin.
Berkaitan dengan ketokohan, pada dasarnya ketokohan seorang calon pemimpin ini dapat dipetakan menjadi dua, ada ketokohan pemimpin yang dibuat-buat melalui sebuah media, misal menjelang pemilihan calon pemimpin ini melakukan blusukan dengan membawa wartawan. Melalui wartawan ini calon pemimpin dipromosikan sedemikian agar terlihat layak menjadi pemimpin. Selain itu, ada pula ketokohan yang lahir karena kerja selama mengabdi pada masyarakat. Masyarakat melihat secara langsung jasa yang telah diperjuangkan. Sehingga ketokohan yang didapat oleh seorang calon ini tidak lahir melalui media, namun pemberian dati masyarakat.
Dari dua model ketokohan ini sebenarnya masyarakat sudah mengetahui mana yang layak dijadikan pemimpin. Sebab masyarakat modern sekarang sudah pandai dan pintar. Mereka dapat mengetahui perjalanan hidup calon pemimpin dengan mudah.
Ketokohaan yang terakhir inilah yang semua masyarakat sepakat bahwa kriteria yang demikian yang layak jadi pemimpin. Masyarakat tidak membutuhkan pencitraan, namun butuh bukti nyata apa yang telah dilakukan selama ini. Sehingga dari pengalaman yang telah dilalui inilah masyarakat menjadikan pertimbangan untuk memilih calon pemimpin tersebut.
Dengan demikian, bagi calon-calon pemimpin yang merelakan dirinya untuk mengabdi dan berjuang mensejahterakan masyarakat maka harus membangun pengalaman kepemimpinannya sejak dini. Tunjukkan pengalaman dan pengabdian kepada masyarakat bahwa pada diri calon-calon pemimpin ini layak untuk dijadikan pejuang garda depan.
Sedangkan bagi pemilih hanya memperhatikan dan mengamati dari beberapa calon yang ada. Pilih yang disukai daan jangan memilih yang tidak disukai. Tentu dalam memilih ini jangan sampai karena terpaksa. Pilihlah dengan hati nurani. Karena pemilihan pemimpin akan mempengaruhi pilihan hidup di masa yang akan datang.
Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

HALAMAN CATATAN WACANA

Archives

Makalah

Info

Opini